Hidayatullah.com–Kepala eksekutif Qatar Airways Akbar Al Bakr mengatakan bahwa perusahaannya menderita kerugian besar tahun ini karena krisis politik di Qatar, yang memaksa perusahaan tersebut untuk mengubah dan membatalkan sejumlah penerbangannya, demikian lansir Russia Today (9/3/2018).
“Kami akan mengumumkan kerugian besar kami pada tahun fiskal yang berakhir bulan ini,” kata Al Bakr. Qatar Airways diperkirakan akan membuat pernyataan resmi di bulan April. Al Bakr menambahkan bahwa perusahaan harus mencari dana tambahan karena krisis terus berlanjut.
Pada bulan Juni, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir memutus hubungan diplomatik dengan Doha dan menangguhkan kontak apapun dengan mereka setelah menuduh mereka mendukung terorisme dan mencampuri urusan dalam negeri mereka. Selanjutnya, sejumlah negara lain juga bergabung dalam resolusi tersebut. Mereka melarang pesawat Qatar Airways terbang di wilayah udara mereka.
Hal ini mengakibatkan pembatalan 18 rute penerbangan jangka pendek ke negara-negara kawasan. Sedangkan untuk rute panjang menyebabkan kenaikan biaya bahan bakar dan waktu penerbangan.*