Hidayatullah.com– Syed Saddiq Syed Abdul Rahman hari Senin (02 Juli 2018) menciptakan sejarah ketika diangkat sebagai menteri termuda di Malaysia dengan usia 25 tahun.
Syed Saddiq, demikian ia akrab disapa diangkat sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga, rekor yang sama pernah dipegang Najib Razak kemudian diangkat sebagai Wakil Menteri Energi, Telekomunikasi dan Pos pada tahun 1978, pada usia yang sama.
Ketua Nasional Organisasi Nasional (PPBM) merupakan satu diantara 13 menteri kabinet dan 23 deputi menteri yang bersumpah di depan Sultan Muhammad V di Istana Negara kemarin.
Mengomentari pengangkatannya, Syed Saddiq mengatakan ini adalah pengakuan besar untuk pandangan dan suara anak muda di negaranya oleh pemerintah koalisi, Pakatan Harapan (PH).
“Kami berharap melalui penunjukan ini, akan membuka lebih banyak kesempatan bagi kaum muda untuk tampil menonjol di masa depan. Kaum muda bukan hanya pemimpin untuk masa depan tetapi hari ini,” katanya ketika ditemui oleh para wartawan setelah upacara.
Meski seorang menteri, Syed Saddiq Abdul Rahman meminta staf di kantor kementeriannya untuk memanggilnya ‘Bro Saddiq’.
“Panggilan YB membuatku merasa seperti aku sudah tua, panggil saja aku Bro Saddiq.”
Menteri Kementerian Pemuda dan Olahraga (KBS) itu mengajak bergabung dalam pelatihan dan jogging untuk menciptakan budaya gaya hidup sehat.
“Kita perlu menerapkan budaya kerja baru, sebelum pergi bekerja atau setelah jam kerja, kita bisa pergi ‘jogging’. Kami ingin pupuk budaya olahraga ini tidak hanya untuk pemuda di bawah 21 tetapi semua orang Malaysia, orang KBS khususnya.
“Di masa lalu, kami semua bugar dan pekerja keras, tetapi setelah jam kerja, perut telah datang. Kami harus mengaktifkan kembali budaya olahraga dalam kehidupan sehari-hari kami,” katanya dalam pidato pertamanya kepada staf KBS setelah secara resmi memulai KBS Tower.
Menurut Syed Saddiq, KBS harus bergerak sebagai sebuah keluarga dengan mempraktekkan budaya kerja yang ramah dan santai dengan menempatkan protokol di tepi, kutip dikutip Bernama.
Saddiq lahir di Johor dari keluarga kelas menengah, ayahnya warga Singapura, seorang pekerja konstruksi yang rutin pergi-pulang dari Johor ke negeara asalnya untuk bekerja. Ibunya seorang guru bahasa Inggris di sekolah menengah yang juga berperan mengurus keluarga dan mengajar kursus di malam hari untuk mencari penghasilan tambahan.
Dia mulai dilihat sebagai pembicara ulung yang menjadi bahan diskusi ketika menolak UMNO dan memilih “pecahannya”, Partai Pribumi Bersatu Malaysia yang merupakan bagian dari koalisi Pakatan Harapan.
Dalam prosesnya, dia bahkan menolak kesempatan bea siswa S-3 ke Oxford untuk bertarung dalam perebutan kursi parlemen di Muar, negara bagian Johor.
Sebagai anak bungsu, Syed Saddiq, bertekad memastikan perjuangan generasi pemuda dan orang tuanya tak sia-sia.
“Saya ingin memastikan tak ada warga Malaysia lain yang mesti menjalani hidup semacam itu,” kata Syed dikutip Channel NewsAsia.
“Ketika orang tua saya sukses, meski berasal dari latar belakang yang sederhana, saya berutang kewajiban untuk memajukan Malaysia lebih jauh karena saya tahu bagaimana rasanya ada di posisi itu.”
Ditulis Straits Times, lulusan hukum International Islamic University dikenal dalam komunitas debat jauh sebelum dia masuk ke dunia politk.
Dia telah memenangi penghargaan Asia’s Best Speaker di kejuaraan debat Asian British Parliamentary sebanyak tiga kali.
Dia adalah salah satu di antara 25 pemuda yang menulis pernyataan menolak kepemimpinan Perdana Menteri Najib Razak karena skandal 1MDB. Kelompok itu disebut Challenger.
“Challenger berhasil mengorganisir diri ke dalam satu kelompok kohesif dan bepergian untuk bertemu pelajar dan pemimpin muda lain, merekrut banyak orang,” kata Wan Saiful Wan Jan, peneliti di ISEAS-Yusof Ishak Institute of Singapore, dikutip Channel NewsAsia.
Dilansir Malay Mail, Senin (02/07/2018), usai dilantik, Syed Saddiq menyatakan pemerintahan Malaysia bertekad untuk menjadikan kaum muda sebagai fokus dalam agenda pembangunan negara.
“Pemerintahan ini meyakini bahwa kaum muda seharusnya menjadi salah satu pihak yang menentukan arah dan masa depan mereka sendiri,” ucap Syed Saddiq dalam pernyataan resmi pertamanya usai menjadi anggota kabinet pemerintahan Mahathir.
Dituturkan Syed Saddiq bahwa pemerintahan saat ini akan memperhatikan suara-suara kaum muda yang telah membantu koalisi pimpinan Mahathir memenangkan pemilu 9 Mei lalu.*