Hidayatullah.com–Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres mengajak kepada masyarakat dunia agar ikut menyalurkan bantuan kepada PBB untuk membantu kira sejuta pengungsi Rohingya di Bangladesh.
Ditulis kantor berita Xinhua, Gutteres mengatakan, “Tidak mungkin sama sekali untuk kita tidak merasakan kesedihan setelah melihat penderitaan warga Rohingya.”
PBB membutuhkan total US $ 1 miliar dengan bantuan 26 persen.
Guterres mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Bangladesh karena menempatkan sekitar 700.000 pengungsi di daerah Cox s Bazar, selatan Bangladesh sejak Agustus 2017.
“Sulit untuk diterima ketika penduduk Rohingya menderita terlalu lama di Myanmar harus terus tinggal dalam kondisi kesulitan di kamp ini yang tidak dapat dihindari,” katanya dalam konferensi pers setelah mengadakan kunjungan di Cox s Bazar, Bangladesh.
Baca: Sekjen PBB Dengar Kisah Kekejaman tak Terbayangkan terhadap Etnis Rohingya
Hadir dalam kunjungan tersebut adalah Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim dan Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi Filippo Grandi.
Sementara itu, Gutteres meminta lebih banyak tekanan internasional dikenakan kepada Myanmar agar bias menciptakan rasa aman bagi ratusan ribu umat Islam Rohingya yang telah melarikan diri dari negara itu sejak ditindas dan aksi kekerasan militer pada Agustus tahun lalu.
PBB yang menandatangani perjanjian dengan Myanmar pada Mei berharap langkah itu akan memungkinkan ribuan Rohingya kembali dengan selamat dengan sendirinya.
“Nota Kesepahaman adalah langkah pertama dalam menghormati hak progresif dari rakyat,” katanya dikutip Reuters.
Senin lalu, (02/06/2018), Antonio Guterres mengaku mendengar cerita “tak terbayangkan” soal kekerasan yang menimpa etnis minoritas Rohingya saat mengunjungi kamp pengungsi di perbatasan Bangladesh,
Guterres menggambarkan persekusi yang menimpa etnis Rohingya sebagai “mimpi buruk hak asasi manusia dan kemanusiaan”.
“Di kamp pengungsian Cox’s Bazar, Bangladesh, saya mendengar kisah tak terbayangkan tentang pembunuhan dan pemerkosaan dari pengungsi Rohingya yang baru-baru ini melarikan diri dari Myanmar. Mereka ingin keadilan dan pulang dengan selamat,” kicau Guterres melalui Twitter.
“Warga Rohingya adalah salah satu komunitas yang paling terdiskriminasi dan rentan di Bumi,” katanya.*