Hidayatullah.com—Ford mengumumkan akan memutuskan hubungan kerja dengan ribuan orang di seantero Eropa guna mendongkrak laba dan merestrukturisasi perusahaan, seiring dengan berkurangnya permintaan akan mobil bermesin diesel.
“Kami mengambil tindakan tegas untuk mengubah bisnis Ford di Eropa,” kata Presiden Ford Eropa Steven Amstrong dalam sebuah pernyataan seperti dilansir RFI Jumat (11/1/2019).
Perusahaan otomotif asal Amerika Serikat itu mempekerjakan sekitar 200.000 orang di seluruh dunia, 53.000 di antaranya berada di Eropa.
Sebelumnya Ford sudah mengumumkan akan menghentikan produksi transmisi otomatis kecilnya di Bordeaux, Prancis.Produksi di Ford Aquitaine Industries, yang mempekerjakan 850 orang, akan berakhir pada Agustus 2019.
Amstrong mengatakan dalam sambungan telepon dengan para jurnalis bahwa apabila ada tambahan PHK dan penutupan pabrik lagi, maka hal tersebut akan dinegosiasikan dengan serikat-serikat pekerja.
Selain itu, imbuhnya, rencana lain di Eropa akan didasarkan pada kesepakatan perdagangan bebas tarif antara Inggris dan Eropa pasca-Brexit. “Apabila Brexit bergerak ke arah yang salah, maka kami harus meninjaunya kembali, untuk menguranginya,” kata Amstrong.
PHK ini dilakukan setelah Ford mengalami penurunan permintaan mobil-mobil diesel, dan para pembuat kebijakan di Eropa bulan lalu setuju untuk mempererat batas polusi, sehingga memaksa para pembuatan mobil menginvestasikan modalnya lebih banyak untuk mobil listrik dan hybrid.
“Di sektor kendaraan kecil permintaan diesel melorot tajam. Sepertinya kami tidak akan mengembangkan lagi mesin-mesin diesel untuk mobil penumpang berukuran kecil,” kata Amstrong, seraya menambahkan bahwa kendaraan produksi Ford di masa depan akan ada pilihan jenis mobil listriknya.*