Hidayatullah.com—Presiden Malawi yang baru Lazarus Chakwera menanggapi kritikan perihal nepotisme di pemerintahannya dengan mengatakan bahwa dia memiliki alasan bagus untuk memilih menteri-menterinya.
Di dalam kabinetnya dia memasukkan sepasang suami istri serta orang-orang yang memiliki keterkaitan satu sama lain. Ada juga sejumlah posisi dalam kabinet yang diperuntukkan bagi tokoh-tokoh bisnis, yang kemudian menyulut pertanyaan soal konflik kepentingan.
Pasangan Chakwera dalam pemilu presiden 2019, Sidik Ma, ditunjuk sebagai menteri transportasi dan istrinya Abida Mia diberi jabatan wakil menteri pertanahan.
Menanggapi kritik soal penunjukan keduanya, Chakwera dalam wawancara dengan BBC Focus on Africa mengatakan bahwa para pengkritik mungkin ada benarnya, tetapi pasangan suami-isteri itu merupakan politisi yang andal.
Kenny Kandodo merupakan menteri ketenagakerjaan yang baru dan saudara perempuannya Khumbize Kandodo diangkat sebagai menteri kesehatan.
Presiden juga memberikan jabatan menteri kepada putra salah seorang sekutu politiknya yang juga mantan presiden Joyce Banda.
Namun, Chakwera mengatakan masalahnya bukan pada siapa orang yang diangkat menjadi menteri, melainkan apakah mereka sanggup menjalankan tugas yang diberikan kepadanya.
“[Kabinet] ini akan dipantau, karena Anda harus menjalankan tugas yang diamanahkan, Anda harus bekerja sehingga memberikan kontribusi pada proses pembangunan negeri ini dan jika tidak maka dikeluarkan.”
Ketika ditanya apakah pantas menunjuk seorang pemilik media sebagai menteri informasi, serta tokoh-tokoh bisnis lain dalam pos-pos penting, Chakwera berkata, “Apabila ada tindakan mereka yang tidak pantas… Mereka akan digusur… Kami akan mengawasi hal-hal semacam itu dan semuanya harus dinyatakan bersih sejak awal.”*