Hidayatullah.com–Sejumlah negara di Eropa mulai menerima kenyataan bahwa masyarakat mau tidak mau harus hidup bersama dengan Covid-19, penyakit baru yang disebabkan oleh coronavirus. Setelah dua tahun lebih hidup dengan berbagai pembatasan, pemerintah di negara-negara Eropa melonggarkan banyak aturan Covid-19 atau bahkan menghapusnya sama sekali.
Di Inggris, warga yang dinyatakan positif Covid-19 masih dianjurkan untuk tinggal di rumah setidaknya selama lima hari, tetapi tidak lagi diwajibkan mengisolasi diri. Pelacakan rutin terhadap orang yang kontak dengan penderita Covid-19 juga ditiadakan.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson hari Senin (21/2/2022) mengatakan bahwa Inggris beralih dari “pembatasan légal je tanggung jawab pribadi” dan pemerintah sedang menyusun strategi untuk “hidup bersama COVID” dalam jangka panjang.
Wilayah England sudah menghapus sebagian besar pembatasan sejak bulan Januari, setelah tingkat keterisian rumah sakit menurun pada bulan Desember 2021.
Wilayah Skotlandia, Wales dan Irlandia Utara, yang mengatur kebijakan kesehatannya sendiri, juga mulai melonggarkan banyak aturan meskipun dengan kecepatan yang berbeda.
Sejumlah negara Eropa lain, termasuk Denmark dan Swedia, juga belum lama ini mencabut berbagai pembatasan Covid-19, lansir Euronews Kamis (24/2/2022).
Di Italia, Perdana Menteri Mario Draghi telah mengumumkan bahwa negara itu akan mencabut keadaan darurat Covid-19 pada 31 Maret.
Status darurat diberlakukan sejak awal pandemi coronavirus pada tahun 2020 ketika Italia menjadi pusat infeksi di Eropa.
Tujuannya adalah untuk “membuka kembali segalanya secepat mungkin” setelah lebih dari dua tahun, kata Draghi dalam pidatonya pada hari Rabu (23/2/2022).
Dengan pengumuman itu berarti sebagian besar pembatasan anti-virus Italia akan dicabut secara bertahap mulai 1 April.
Warga tidak lagi harus dikarantina jika mereka kontak dengan pasien yang terinfeksi, sementara masker tidak wajib dipakai di sekolah. Kewajiban untuk menunjukkan “kartu hijau” (sudah vaksin) untuk menghadiri acara di luar ruangan juga akan dihapus.
Islandia, Polandia, dan Slovakia juga mengambil kebijakan serupa.
Pemerintah Islandia telah mengkonfirmasi bahwa mereka akan mencabut semua pembatasan pada hari Kamis (24/2/2022) meskipun jumlah infeksi masih tinggi.
“Kita kembali ke kehidupan normal meskipun virus masih bersama kita,” kata Perdana Menteri Katrín Jakobsdóttir setelah pertemuan pemerintah di Reykjavik.
Hari Kamis, kurun 24 jam terakhir negara itu masih mencata pertambahan kasus infeksi coronavirus sebanyak 2.885, dan Jakobsdóttir tidak mengesampingkan kemungkinan penerapan kembali pembatasan jika diperlukan.
Anggota Uni Eropa Polandia mengumumkan akan mencabut sebagian besar pembatasan Covid-19 pada akhir bulan ini.
Terhitung 1 Merat tidak ada pembatasan jumalh orang di dalam restoran dan bioskop, meskipun warga diminta tetap mengenakan masker dan menjaga jarak.
Kelab malam juga akan dibuka, dan jumlah pengguna transportasi publik, pengunjung pusat perbelanjaan serta tempat olahraga tidak dibatasi.
Menteri Kesehatan Adam Niedzielski mengatakan pemerintah Polandia akan memutuskan dalam beberapa pekan mendatang apakah kewajiban mengenakan masker akan dihapus.
Slovakia juga akan mencabut sebagian besar pembatasan Covid-19 bulan depan, menurut rencana yang disetujui oleh pemerintah pada hari Rabu.
Fase pertama dari langkah-langkah pelonggaran untuk warga yang tidak divaksinasi akan dimulai pada hari Sabtu, kemudian fase kedua akan mengakhiri pembatasan jumlah kerumunan dan jam buka tempat usaha pada 26 Maret.*