Hidayatullah.com– Wakil Presiden Kamala Harris dinyatakan positif COVID-19 pada hari Selasa (26/4/2022), kata Gedung Putih mengumumkan.
Baik Presiden Joe Biden maupun ibu negara Jill Biden tidak dianggap sebagai “kontak dekat” Harris dalam beberapa hari terakhir, kata sekretaris pers wakil presiden, Kirsten Allen.
Harris dijadwalkan untuk menghadiri Briefing Harian Presiden Selasa pagi Biden tetapi tidak hadir, kata Gedung Putih.
Dia kembali ke Washington DC hari Senin dari perjalanan selama sepekan ke West Coast. Terakhir kali dia bertemu Biden adalah hari Senin sebelumnya, 18 April.
“Saya tidak ada gejala, dan saya akan terus mengisolasi diri dan mengikuti pedoman CDC,” cuit Harris di Twitter.
“Saya bersyukur sudah divaksinasi dan sudah mendapatkan suntikan booster,” imbuhnya seperti dikutip Associated Press.
Setelah berkonsultasi dengan dokternya, Harris, 57, diberi resep dan mengonsumsi Paxlovid, pil antivirus buatan Pfizer, kata kantornya Selasa malam. Obat tersebut, bila diberikan dalam waktu lima hari setelah gejala muncul, telah terbukti mengurangi 90% rawat inap dan kematian di kalangan pasien yang kemungkinan besar terkena penyakit parah.
Harris menerima dosis pertama vaksin Covid-19 buatan Moderna beberapa pekan sebelum menjabat dan dosis kedua hanya beberapa hari setelah dilantik sebagai wakil presiden pada awal Januari 2021. Dia menerima suntikan booster pada akhir Oktober 2021 dan booster tambahan pada 1 April 2022.
Harris terdeteksi positif sebulan setelah suaminya, Doug Emhoff, pulih dari Covid-19.
Varian Omicron yang sangat mudah menular diketahui menjangkiti sejumlah pejabat tinggi Amerika Serikat dan staf mereka, termasuk ketua US Congress Nancy Pelosi, Senator Ron Wyden (Demokrat wakil Oregon) dan Chris Murphy (Demokrat wakil Connecticut) yang dites positif pada hari Selasa.
“Kami menghadapi varian yang sangat menular di luar sana,” kata koordinator Covid-19 Gedung Putih Dr. Aashish Jha pada hari Selasa.
“Akan sulit untuk memastikan bahwa tidak ada yang terkena Covid di Amerika,” ujarnya, seraya menambahkan bahwa yang penting adalah mengupayakan agar orang tidak sakit parah.
Jha menambahkan bahwa terlepas dari tindakan pencegahan, ada kemungkinan Biden sendiri pada akhirnya akan terkena virus itu.
Setelah lebih dari dua tahun mewabah dan menyebabkan hampir satu juta kematian di Amerika Serikat, virus tersebut masih membunuh lebih dari 300 orang per hari di AS, menurut data CDC.
Centers for Disease Control and Prevention mendefinisikan “kontak dekat” dengan orang yang terinfeksi sebagai bila menghabiskan 15 menit atau lebih dengan mereka selama kurun 24 jam. CDC mengatakan orang-orang yang “kontak dekat” dengan orang positif tidak perlu dikarantina jika mereka sudah memperbarui vaksinasinya, tetapi harus memakai masker yang pas (tidak longgar) di sekitar orang lain selama 10 hari setelah kontak.*