Hidayatullah.com– Kolombia telah mengekstradisi pemimpin gembong narkoba terbesar di negara itu ke Amerika Serikat.
Presiden Kolombia Iván Duque mengatakan Dairo Antonio Úsuga, yang lebih dikenal sebagai Otoniel, merupakan pedagang narkoba paling berbahaya di dunia lansir BBC Kamis (5/5/2022).
Otoniel memimpin kartel Gulf Clan dan dicari di aparat AS atas tuduhan perdagangan narkoba.
Penangkapannya pada Oktober mengakhiri perburuan selama tujuh tahun atas Otoniel dan bulan lalu Mahkamah Agung Kolombia menyetujui ekstradisinya ke AS.
Gulf Clan menjual 180 sampai 200 ton kokain dalam setahun, menurut pihak berwenang Kolombia.
Duque membandingkan Otoniel dengan gembong narkoba Kolombia lain yang terkenal, Pablo Escobar.
“Ekstradisi ini menunjukkan tidak ada seorang pun yang berada di atas negara Kolombia,” kata Duque dalam pesan video, menuduh Otoniel membunuh para pemimpin masyarakat sipil dan petugas kepolisian.
Sebelum penangkapannya, Otoniel adalah orang yang paling dicari di Kolombia dan pemerintah menawarkan hadiah $800.000 (£582.000) untuk informasi tentang keberadaannya, sementara AS memasang sayembara $5 juta untuk kepalanya.
Selain perdagangan narkoba Gulf Clan terlibat dalam penyelundupan manusia, pertambangan emas ilegal dan pemerasan.
Kelompok itu diyakini memiliki sekitar 1.800 anggota bersenjata, yang kebanyakan direkrut dari kelompok paramiliter kanan-jauh. Anggota-anggotanya ditangkap antara lain di Argentina, Brazil, Honduras, Peru dan Spanyol.
Geng tersebut menguasai banyak rute yang digunakan untuk menyelundupkan narkoba dari Kolombia ke AS, dan bahkan hingga ke Rusia. Pihak berwenang di AS menggambarkan kelompok itu sebagai “bersenjata berat [dan] sangat kejam”.
Otoniel akhirnya ditangkap di tempat persembunyiannya di pedesaan di provinsi Antioquia di barat laut Kolombia pada bulan Oktober 2021, di dekat perbatasan dengan Panama dalam operasi yang melibatkan 500 tentara dan didukung 22 helikopter.*