Hidayatullah.com–Mantan Menteri Luar Negeri AS di era Presiden Bill Clinton, Madeleine Albright mengatakan, dirinya telah membuat persiapan untuk ‘mendaftar’ sebagai Muslim, tatkala Presiden AS yang Donald Trump berencana menerapkan program ‘pengawasan’ kepada pemeluk Islam.
“Saya dibesarkan sebagai Katolik, menjadi Episcopalian dan kemudian mengetahui bahwa keluarga saya keturunan Yahudi. Demi solidaritas, saya bersedia mendaftar diri sebagai Muslim di #solidarity, “katanya tulisnya dalam akun twitter Rabu (25/01/2017).
Sikapnya ini menyusul laporan yang mengatakan Trump berencana menandatangani perintah eksekutif yang menargetkan pendatang asing di AS.
Tahun lalu, sutradara kenamaan Amerika Serikat, Michael Moore, mencanangkan kampanye mendukung umat Islam sebagai bentuk perlawanan terhadap Donald Trump yang anti pendatang Muslim.
Protes Donald Trump, Muslim Amerika Shalat di Depan Gedung Trump Tower
Melalui akun Facebooknya ia mengajak untuk melakukan kampanye “We Are All Muslim” atau “kami semua Muslim” menyusul pernyataan Trump yang menyarankan melarang umat Muslim masuk ke AS.
Kampanye ini dimulai dengan Moore membawa sebuah poster bertuliskan “We Are All Muslim” di depan gerbang gedung Trump Tower di New York yang membuatnya diusir petugas keamanan setelah berfoto dan berdiri beberapa saat di tempat itu.
Di situs pribadinya, Moore juga membuka petisi dukungan terhadap umat Muslim dan mengajak orang menandatangani petisi tersebut.
“Anda tidaklah terlalu kuat, Donny (mengacu kepada Trump) dan saya senang dapat melihat siapa Anda sebenarnya sejak bertahun lalu. Kami semua Muslim. Hadapilah itu, “katanya.
Sementara itu, ribuan warga memenuhi jalan-jalan utama di New York sebagai protes rencana imigrasi dan pembangunan tembok perbatasan.
Presiden berusia 70 tahun itu mempercepat proses deportasi para imigran yang tidak memiliki dokumen izin tinggal di Negeri Paman Sam.
Kebijakan ini ditandai dengan penandatanganan dua perintah eksekutif untuk segera membangun sebuah tembok di perbatasan Amerika Serikat-Meksiko, meningkatkan pasukan patroli perbatasan dan meningkatkan petugas penegak imigrasi yang akan melakukan deportasi. Total, ada sekitar 10 ribu pejabat imigrasi yang segera direkrut.
Trump juga mengatakan akan melarang masuknya pengungsi dari negara Islam, termasuk Suriah.
“Tidak ada pembatasan, tidak ada tembok. New York adalah untuk semua, “kata demonstran yang turut menandatangani petisi mempertahankan umat Islam.*