Hidayatullah.com—Partai Salafi Mesir, An Nur, mengkritik rencana pemerintah yang akan meminjam uang dari lembga keuangan internasional, daripada memberlakukan pengetatan anggaran.
“Kami menentang perjanjian riba,” kata Muhammad Nur jurubicara partai An Nur, dikutip Al Mishry Al Yaum (19/01/2012).
“Sebelum kita meminjam, kita harus tahu di mana posisi kita secara finansial,” imbuhnya, seraya menunjuk ada sekitar 1 trilyun pound dana pemerintah di berbagai perusahaan dan juga banyak uang yang simpan I luar negeri oleh rezim sebelumnya.
Selain itu menurut An Nur, jika Mesir meminjam USD3,2 milyar dari IMF, pemerintahan sementara PM Kamal Al Ganzouri harus tetap berkuasa sampai defisit anggaran dapat diatasi. Itu artinya, pemerintahan selanjutnya terbebani oleh bunga pinjaman.
“Mengapa pinjam uang, jika kita punya uang?” tanya Partai An Nur. “Jika (ternyata) tidak ada, maka kemana perginya (uang itu)?”
“Bank-bank Eropa memberikan pinjaman menurut hukum syariah Islam,” kata An Nur. “Mengapa kita tidak meminjam dari mereka?”*