Hidayatullah.com— Aktivis Palestina memakai kaos bergambar anak Palestina yang ditahan di penjara pendudukan ‘Israel’, Ahmad Manasra, selama pertandingan Piala Dunia Qatar 2022. Ahmad Manasra saat ini berada di sel isolasi di tengah kondisi kesehatan yang buruk.
Selain banyak ditemukan kaos bergambar Ahmad Manasra, di media social sempat tren taga #FreeAhmadManasra’. Tagar ini mengajak masyarakat di seluruh dunia dan di penonton Piala Dunia di Qatar menyerukan pembebasan segera tahanan Palestina berusia 20 tahun dari penjara ‘Israel’.
Banyak masyarakay masih dihantui oleh rekaman tahun 2015 tentang interogasi penjajah ‘Israel’ terhadap Manasra yang saat itu berusia 13 tahun. Teriakannya “Saya tidak ingat” bergema di benak banyak orang.
Ahmad Manasra ditangkap 7 tahun lalu ketika dia berusia 13 tahun. Ia beberapa kali menjadi sasaran sel isolasi dan dilarang mengunjungi keluarga untuk sementara waktu.
Sebelum ditangkap pasukan penjajah, sepupunya, Hassan, sempat dihajar oleh gerombolan pemukim haram ‘Israel’. Hassan, yang pada saat itu juga berusia 15 tahun, bahkan meninggal dunia setelah ditembak seorang pemukim ‘Israel’.
Sementara Ahmad Manasra dihajar habis-habisan hingga mengalami luka parah dan dilindas mobil. Akibatnya, Manasra mengalami patah tulang tengkorak dan pendarahan, memicu kemarahan dunia.
Rekaman itu kemudian menunjukkan bagaimana saat ambulan lewat, tubuh Manasra menggeliat di tanah, saat dia berusaha mengangkat kepala dan menggerakkan kakinya. Kamera kemudian berhenti untuk menunjukkan orang-orang berjalan-jalan di jalan, seperti biasa, dengan tubuh anak Palestina terbaring diam di trotoar.
Kampanye #FreeAhmadManasra saat ini dipimpin oleh Jaringan Kesehatan Mental Global Palestina. Banyak aktivis bergabung, termasuk pakar kesehatan mental, pakar hukum, untuk menyerukan pembebasan segera Ahmad Manasra.
“Ahmad Manasra dipenjara dalam kondisi yang tidak layak bagi seorang anak dan di sampingnya, kebenaran, keadilan, dan kemanusiaan, juga disita. Kami ingin membuktikan fakta bahwa Ahmad telah mengalami hukuman dan pelecehan terus menerus, berbagai penyiksaan fisik, psikologis, dan sosial,” kata Jaringan Kesehatan Mental Global Palestina dalam sebuah pernyataan.
Pada tahun 2016, Manasra dinyatakan bersalah atas dua tuduhan percobaan pembunuhan karena diduga membantu sepupunya yang berusia 15 tahun dalam serangan Oktober 2015 terhadap dua orang ‘Israel’ di pemukiman ilegal Pisgat Ze’ev di Yerusalem Timur yang diduduki. Kedua orang ‘Israel’ selamat dari luka mereka.
Selama interogasi, anak Palestina itu mengalami hematoma intrakranial, komplikasi serius dan mungkin mengancam jiwa, yang belum mendapatkan perawatan medis yang diperlukan. Sebuah video bocor ke publik yang menunjukkan interogasi ‘Israel’ terhadapnya, sebulan setelah penangkapannya.
Ia terlihat memohon kepada interogator dalam video tersebut sambil berteriak “Saya tidak ingat, saya tidak ingat, apakah saya sudah gila? Hubungi dokter dan biarkan dia membuka tengkorak saya untuk menunjukkan betapa saya tidak ingat.”
Video menunjukkan sang interogator meneriakinya untuk “diam”, bahkan menghinanya, dan menyiksanya selama berjam-jam menggunakan gelang listrik yang ditekan di tangannya, alat penyiksaan yang sering digunakan penjajah terhadap anak-anak Palestina di penjara.
Hari ini Manasra berusia 20 tahun. Waktu sangat penting baginya dan keluarganya, untuk pembebasannya. Manasra dijatuhi hukuman 12 tahun penjara, dan denda $47.200 (Sekitar Rp 700 juta rupiah).
“Orang ‘Israel’ memperlakukan anak-anak yang dipenjara secara sewenang-wenang dengan cara yang paling tidak manusiawi. Mereka mengabaikan dan melecehkan mereka secara emosional, fisik dan seksual. Baik orang tua Ahmad Manasra maupun orang lain tidak lupa bagaimana mereka memecahkan tengkoraknya sebelum menangkapnya. Anak-anak di penjara ‘Israel’ mengalami trauma setiap hari,” kata Tahreer Al-Zaeem, mahasiswa Magister Psikologi Klinis Palestina di Qatar.
“Orang-orang di Qatar dapat membantu dengan mengadvokasi kebebasan Ahmad dan menyoroti kekejaman, “ tambahnya.*
Zaman Revolusi Media | Media lemah, da’wah lemah, ummat ikut lemah. Media kuat, da’wah kuat dan ummat ikut kuat
Langkah Nyata | Waqafkan sebagian harta kita untuk media, demi menjernihkan akal dan hati manusia
Yuk Ikut.. Waqaf Dakwah Media
Rekening Waqaf Media Hidayatullah:
BCA 128072.0000 Yayasan Baitul Maal Hidayatullah
BSI (Kode 451) 717.8181.879 Dompet Dakwah Media