Hidayatullah.com—Seorang jenderal senior Amerika Serikat mengajukan usulan agar serangan udara kembali dilancarkan atas Taliban. Usulan itu mengungkap perselisihan pendapat antara militer dan pemerintah soal peran Amerika Serikat dalam peperangan di Afghanistan.
Para pejabat senior di Departemen Pertahanan AS alias Pentagon mengeluhkan perihal Jenderal John F. Campbell, yang memimpin pasukan AS di Afghanistan sampai bulan lalu, karena dianggap menerobos prosedur standar militer ketika mengajukan usulannya langsung ke Gedung Putih tanpa meminta persetujuan Menteri Pertahanan Ashton B. Carter terlebih dahulu.
Campbell mengatakan dia mengikuti prosedur normal ketika mengajukan usulannya, yang dapat membawa kembali AS pada kampanye serangan udara besar-besaran terhadap Taliban.
Perselisihan itu mengemuka di kala pasukan Afghanistan dukungan Barat kewalahan untuk menghadapi Taliban, yang telah menguasai kembali sejumlah daerah yang sebelumnya sudah direbut ketika pasukan AS gencar melakukan serangan di negara itu.
Baca juga, “Operation Omari” Rangkaian Serangan Baru Taliban di Afghanistan Dimulai Kembali.
Campbell, yang berada di masa-masa akhir karirnya selama 37 tahun dalam dinas kemiliteran AS, membantah berusaha melangkahi bosnya di Pentagon yang berasal dari kalangan sipil. “Sama sekali TIDAK,” kata Campbell dalam e-mailnya seperti dikutip Washington Post Rabu (13/4/2016). “Saya mengajukan rekomendasi melalui garis komando saya, selalu demikian dan kali ini tidak ada bedanya.”
Seorang pejabat di US Central Command mendukung pernyataan Campbell tersebut.
Usulan yang diajukan Campbell itu, sebelum dia meninggalkan Kabul pada 2 Maret lalu, termasuk pengerahan dukungan serangan udara AS terhadap operasi militer Afghanistan dengan target Taliban, serangan terhadap para pemimpin Taliban, serta menempatkan penasihat militer AS bersama pasukan Afghanistan yang memerangi Taliban di garis depan.
Sekarang ini, para komandan pasukan AS hanya bisa melancarkan serangan ke Taliban jika mereka secara langsung membahayakan keselamatan pasukan AS atau jika pasukan pemerintah Afghanistan benar-benar dalam keadaan bahaya diserang habis oleh Taliban.
Menurut Campbell, secara politis saat ini tidak ada gairah perihal tersebut, sebab sekarang militer Amerika tidak akan mendapatkan tambahan pasukan dan pemerintah memang sedang mengurangi jumlah tentaranya di Afghanistan.
Pejabat di Pentagon mengatakan Menteri Carter belum akan memberikan rekomendasi ke Gedung Putih. Pentagon masih menunggu Jenderal John W. “Mick” Nicholson Jr, yang menggantikan Campbell, mulai bertugas dan memberikan hasil kajian awalnya. Kajian itu antara lain berisi soal serangan terhadap Taliban dan kemungkinan tetap/tidak mempertahankan rencana Gedung Putih untuk memangkas separuh jumlah personel militernya di Afghanistan dari 9.800 menjadi 5.500 tahun ini.
Sebelumnya, dalam kesaksian di Kongres, ketika ditanya jika Amerika memandang Taliban sebagai musuh, Campbell menjawab, “Menurut saya Taliban telah membunuh banyak prajurit saya.”
Awal tahun ini, Gedung Putih memberikan restu atas Campbell yang meminta otoritas lebih besar untuk memerangi ISIS yang memerangi baik pasukan pemerintah Kabul maupun Taliban di bagian timur Afghanistan.*