Hidayatullah.com–Mundurnya AS dari kesepakatan nuklir Iran membuka jalan untuk meningkatkan tekanan pada Teheran agar menghentikan dukungan militernya pada Rezim Suriah Bashar al-Assad dan meninggalkan negara itu, ujar seorang pemimpin oposisi Suriah mengatakan hari Kamis, dikutip Reuters.
Nasr Hariri dari Komisi Negosiasi Suriah (SNC) berbicara dalam pusat kegiatan politik Uni Eropa Brussels ketika Assad secara terpisah menyatakan bahwa pasukan AS harus meninggalkan Suriah karena rakyat Timur Tengah lelah dengan invasi asing.
Hariri membalikkan komentar Assad, menegaskan bahwa Rusia dan Iran telah berperang demi Assad dalam perang Suriah, membantunya merebut kembali wilayah yang cukup besar dari oposisi dan kelompok Islam.
Hariri mengatakan saat ini ada 100.000 pertempur Iran atau yang berafiliasi dengan Iran di negara itu.
“Peran Iran semakin besar, dengan mengorbankan rakyat kita,” kata Hariri. “Jadi kami mendukung mekanisme internasional apapun yang dapat membatasi pengaruh Iran di wilayah ini secara umum, dan di negara kami pada khususnya.”
“Kita tidak bisa memisahkan satu dari yang lain, program nuklir (Iran) dari program rudal Teheran dan perilaku jahat Iran di wilayah kami,” katanya.
Sebelumnya pada Mei, Presiden AS Donald Trump keluar dari Perjanjian Nuklir Iran tahun 2015 di mana negara-negara dunia mencabut beberapa sanksi ekonomi atas Iran sebagai ganti pembatasan program energi atom sengketanya.
Uni Eropa sekarang berjuang untuk tetap mempertahankan perjanjian nuklir karena melihatnya sebagai unsur penting keamanan internasional.
Namun beberapa negara Eropa juga berbagi kemarahan Trump dengan keterlibatan militer Iran di sepanjang Timur Tengah, termasuk di Yaman, dan ingin membatasi kemampuan rudal Teheran juga.
Hariri telah bertemu kepala kebijakan asing Uni Eropa Federica Mogherini mengenai perkara ini pada Kamis.
“Sementara Iran dan milisinya berada di negara kami, tidak akan ada solusi politik dan negosiasi. Tidak akan ada solusi selagi partner asing ada di sana. Kami sedang mencari cara untuk memaksa Iran keluar dari Suriah,” katanya.
Baca: Uni Eropa Beri Sanksi Perwira Militer Suriah terkait Senjata Kimia
Dengan Moskow dan Teheran di belakangnya, Assad saat ini tidak tergoyahkan dalam perang yang telah membunuh setengah juga rakyatnya, memaksa 6 juta kehilangan tempat tingga dan memaksa 5 juta lainnya menjadi pengungsi di luar negeri – termasuk di Uni Eropa.
Namun Hariri mengatakan tiga tahun intervensi militer Rusia masih belum cukup untuk menjamin kemenangan bagi Assad dan bahwa Damaskus masih dapat kalah jika Moskow mundur.
“Rumor bahwa rezim telah memenangkan perang tidaklah benar. Berdasarkan situasi saat ini, rezim tidak dapat mengklaim kemenangan stabil,” kata Hariri. Dia menambahkan, Rusia harus serius dalam perundingan damai internasional jika ingin jalan keluar.
Uni Eropa mengklaim mendukung ‘perundingan damai Suriah’ yang digagas PBB namun kemajuannya tidak banyak sejak perang pecah sejak 2011, sebagian besar karena Rusia dan Amerika Serikat mendukung pihak yang berbeda dalam perang itu.*/Nashirul Haq AR