Kamis, 20 Oktober 2005
Hidayatullah.com—Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Wilayah Bali, Ustad Abdullah Ikhsan mengajak umat Islam secara keseluruhan dan di Bali khususnya, untuk tetap tenang dan menjalani aktivitas sebagaimana biasa. Dirinya juga menghimbau pihak-pihak luar agar tak menciptakan provokasi yang bisa memicu ketegangan hubungan antara umat Islam dan warga Bali.
“Kami berharap agat pihak-pihak luar tidak menciptakan provokasi bagi ketenangan umat Islam dan warga Bali. Kami di sini masih aman dan tak terjadi apa-apa, “ begitu jelasnya sebagaimana diceritakan kepada hidayatullah.com, Kamis, (20/10) melalu sambungan telepon.
Sebagaimana diketahui, beberapa hari ini, sempat dikabarkan beredar SMS berisi ajakan agar warga setempat memusuhi kelompok pendatang yang dicurigai sebagai ‘teroris’. Provokasi lewat SMS ini juga sempat disampaikan Kapolda Bali Irjen Polisi I Made Mangku Pastika kepada pers.
Pastika bahkan mengimbau, masyarakat Bali untuk tidak terpancing isi pesan-pesan provokativ tersebut.
Berita ini sempat meresahkan umat Islam di luar Bali, khususnya yang memiliki keluarga di pulau Dewata tersebut.
Maklum, sebelumnya, pasca peledakan Bom Bali I bulan Oktober 2002, sejumlah umat Islam di pulau wisata itu sempat mengalami tekanan berkaitan dengan banyaknya ‘teror’.
Beberapa ‘teror’ yang diakui warga Muslim di Bali akibat pasca bom ketika itu seperti berbentuk tekanan kata-kata yang berbau pelecehan, pengawasan ketat para pecalang (keamanan adat) berupa razia KTP, dan pelarangan simbol-simbol agama.
Menurut data di redaksi hidayatullah.com, pasca Bom Bali I tahun 2002, ada sejumlah kasus ‘teror’ berupa tekanan terhadap umat Islam di Bali.
Sebagai misal, umat Islam di Desa Kapal, Kabupaten Badung bahkan sempat dilarang menggunakan lapangan untuk shalat Ied. Juga pelarangan sebuah masjid tumpuan umat Islam di desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar.
Tekanan ini juga termasuk pelarangan pemakaian jilbab para mahasiswi Muslim di fakultas kedokteran Universitas Udayana.
Namun, menurut Abdullah, kasus umat Islam Bali hari ini tidak sama dengan peristiwa 2002 lalu. “Sekarang kondisinya sangat baik dan umat Islam tidak terjadi apa-apa, “ ujarnya. Karena itu, dirinya meminta berbagai pihak untuk menjaga hubungan ini.
Abdullah membenarkan adanya SMS ‘teror’ yang dimuat beberapa media massa beberapa hari ini. Namun itu hanya kecil dan tak mempengarugi aktivitas umat Islam Bali. (cha)