Hidayatullah.com–Muhammadiyah merevitalisasi gerakan sedekah sampah untuk pemberdayaan lingkungan dan masyarakat. Gerakan ini diilhami kisah sukses pada masa lalu ketika Muhammadiyah membangun gedung Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta dan Masjid Taqwa Suronatan dengan basis pondasi dan tembok dari sampah koran dan botol.
Gerakan sedekah sampah diluncurkan oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Selasa (19/4). Operasional gerakan ini di tingkat ranting (kecamatan) organisasi Muhammadiyah di seluruh Indonesia. Sebagai percontohan, sedekah sampah dimulai di Dusun Sukunan Kecamatan Gamping, Sleman, dan STM Muhammadiyah Potorono Bantul.
Ketua Majelis Lingkungan Hidup PP Muhammmadiyah Syukriyanto AR menyatakan, sedekah sampah menjadi bagian dari sejarah masa lalu gerakan Muhammadiyah. Ketika Madrasah Muallimin Muhammadiyah dibangun pertama kali pada 1918, warga Muhammadiyah swasembada dengan sedekah sampah koran bekas dan botol.
“Bangunan (lama) Madrasah Muallimin ramuan sampah koran bekas dan botol. Sayangnya, tembok-tembok bangunan lama madrasah tersebut telah dibongkar, direhabilitasi dengan bangunan baru,” ujar Syukriyanto.
Sekretaris Majelis Lingkungan Hidup Gatot Supangkat menyatakan, sedekah sampah ini dikelola oleh pengurus ranting Muhammadiyah. Setiap muzaki menyediakan tiga kotak sampah diisi secara terpisah sampah kertas, plastik dan sampah baja dan kaca. Kemudian pengepulan sampah disediakan satu drum yang dipakai bersama sepuluh muzaki. Sampah tersebut akan diambil oleh petugas setiap satu bulan.
Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin menyatakan, gerakan sedekah sampah sebagai bagian dari pendekatan Muhammadiyah mengubah cara pandang masyarakat bahwa sampah kotor, tidak berguna dan dibuang seenaknya di mana pun hingga mengganggu lingkungan. Sedekah sampah mendorong setiap orang memperlakukan sampah sebagai barang yang berguna dan bisa dikelola yang memiliki nilai ekonomi dan perbaikan lingkungan alam maupun lingkungan sosial seperti kemiskinan.
“Sampah dikelola secara baik, hasilnya bisa memiliki nilai ekonomi, dimanfaatkan untuk memberdayakan ekonomi masyarakat” ujar dia. Aksi ini di internal Muhammadiyah dimulai di tingkat ranting organisasi dan kantor-kantor serta lembaga milik Muhammmadiyah.
Sedekah sampah juga memiliki misi untuk memerangi tindakan yang berorientasi syirik modern. “Syirik tidak sekedar menyekutukan Allah dengan makhluk lain. Merusak alam bisa dikategorikan sebagai syirik modern. Kita harus mulai memerangi syirik modern ini dari diri sendiri, dengan tidak merusak alam,” jelasnya.*