Hidayatullah.com–Fungsi keberadaan Tim Search and Rescue Nasional (SARNAS) Hidayatullah bukan sebatas untuk tanggap bencana. Lebih dari itu, organisasi otonom ini diharapkan turut serta menjaga Indonesia dari bahaya komunis.
Ketua Umum (Ketum) PP Hidayatullah Dr Abdul Mannan mengharapkan demikian kepada Pengurus Pusat SARNAS Hidayatullah periode 2014-2017 yang dilantik di Kalimulya, Cilodong, Depok, Jawa Barat, Sabtu (01/11/2014).
Menurut Abdul Mannan, SARNAS Hidayatullah bisa terinspirasi dari sejumlah lembaga atau badan otonom milik ormas Islam lain seperti NU dan Muhammadiyah. Mereka turut melawan pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) pada masa silam.
Acara pelantikan itu dihadiri oleh Pimpinan Umum Hidayatullah Ustadz Abdurrahman Muhammad, anggota Dewan Syura Hidayatullah Drs Nusyamsa Hadis, dan hampir seratusan dai se-Indonesia.
“Kepengurusan SAR Nasional Hidayatullah periode 2014-2017 ini dilantik pas fajar ya, serangan fajar. Luar biasa ini. Baru kali ini nih pelantikan SAR dihadiri oleh seluruh Indonesia. Maka kalau pekerjaannya nggak nasional, dipertanyakan,” ujar Abdul Mannan.
Pengamatan hidayatullah.com pada acara yang digelar usai shalat Shubuh berjamaah itu, sedikitnya 12 orang pengurus dilantik. Ditandai dengan pembacaan ikrar kesiapan bertugas yang dipimpin langsung oleh Abdul Mannan.
“Siap menjalankan tegaknya syariat Islam. Ikut aktif membela Islam lewat Hidayatullah,” ujar para pengurus itu mengikuti lafadz ikrar yang dibacakan.
Halaqah SAR
Ketua SARNAS Hidayatullah Saharuddin Yusuf dalam sambutannya mengatakan, amanah yang diembankan kepada mereka sungguh berat. Namun, ia dan jajarannya berkomitmen kuat menjalankan amanah tersebut.
“Pagi hari ini Allah Subhanahu Wata’ala menaqdirkan (kita) untuk sama-sama berkumpul di ruangan ini, mendukung dan mendoakan kami semua untuk bagaimana SAR Hidayatullah saat ini, esok, dan yang akan datang menjadi pionir-pionir yang terdepan,” ujarnya pada acara yang berlangsung di aula Pesantren Hidayatullah ini.
Saharuddin mengatakan, di antara fungsi utama lembaganya adalah tampil terdepan, dalam upaya menyelamatkan korban-korban bencana yang terjadi khususnya di Indonesia.
“SAR Hidayatullah akan tampil terdepan untuk memberikan penyelamatan (korban) bencana yang ada, baik dalam berupa bencana alam ataupun bencana diakibatkan oleh manusia. Semoga kami semua ini ke depannya insya Allah menjadi generasi-generasi yang tangguh, militan, kapan dan dimana saja,” ujarnya.
Menurutnya, lembaga yang dipimpinnya itu berciri khas khusus. “SAR Hidayatullah punya halaqah sendiri. Tidak seperti SAR yang lain. Ada juga musyawarahnya. Satu minggu dua kali itu pertemuannya, dan alhamdulillah semua pengurus pusat hadir,” jelasnya.
Acara pelantikan ini dirangkai dengan acara penutupan Pelatihan Kepemimpinan V gelaran Hidayatullah Training Center (HiTC). Pelatihan ini diikuti sekitar 80 orang dai se-Indonesia.
Beberapa waktu lalu di tempat yang sama, Abdul Mannan pernah mengatakan bahwa ideologi komunis saat ini masih bercokol di Indonesia dan harus diwaspadai.
“Itu komunis berbulu ayam, berbulu landak, berbulu kucing, ada semua dengan segala modelnya. Dan seluruh skop di Indonesia ini ada komunisnya,” ungkapnya, Sabtu (18/1/2014) [Selengkapnya baca Komunis Belum Mati, Syiah Diprediksi akan Terus Ingin Kuasai Indonesia].*