Hidayatullah.com– Kapasitas seorang pemimpin sangat penting dalam keberlangsungan pemerintahan sebuah negara.
Demikian disampaikan Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah pada acara Malam Keprihatinan di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Jumat malam Sabtu (12/11/2016).
“Kita ini sangat tergantung dari kapasitas kepemimpinan. Alangkah celakanya kita kalau kita punya pemimpin yang tidak memiliki kapasitas yang memadai,” katanya.
Fahri: Penuduh ‘Dana Aksi 411 Hasil Korupsi’ Masih Pakai ‘Frame’ Orde Baru
Ia mengatakan, pemimpin yang terpilih terkadang tidak memiliki kapasitas yang besar. Sehingga mudah dikendalikan oleh penguasa kapital.
“Kadang-kadang pemimpin yang terpilih itu bukanlah yang besar kapasitasnya, tapi dia naik seperti harga pasar,” katanya.
“Sehingga yang mengambil keuntungan adalah kelompok yang ada kendali kepada kapital,” lanjut Fahri.
Pada kesempatan itu, ia juga mengatakan, keikutsertaannya dalam Aksi Bela Islam II, Jumat (04/11/2016) pekan lalu, adalah bentuk dari parlemen jalanan.
“Setiap perasaan yang tidak nyaman harus diungkapkan. Itulah sebabnya, meskipun saya punya mik resmi yang saya sebut sebagai parlemen ruangan, saya mesti harus berada dalam parlemen jalanan,” ungkap Fahri.
Kepemimpinan Jokowi Disoroti
Belakangan ini, kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) disoroti publik terkait sikapnya yang tidak menemui para ulama, habaib, dan kiai pada Aksi Bela Islam II. Mereka adalah perwakilan jutaan rakyat pada aksi itu.
Sabtu (05/11/2016) usai aksi itu, Jokowi mengeluarkan pernyataan antara lain menuding ada aktor politik di balik aksi tersebut.
Kasus Ahok, Pemuda Al-Azhar Berharap Presiden Memberi Contoh Kenegarawanan
Organisasi kepemudaan Masjid Agung Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (11/11/2016), meminta Presiden Jokowi dan para elit politik tidak mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang tendensius dan menyulut ketegangan politik.
“Pemuda Al-Azhar mengharapkan keteladanan kenegarawanan Bapak sekalian yang bisa dijadikan keteladanan oleh kami sebagai generasi penerus,” ungkap Pemuda Al-Azhar.* Ali Muhtadin