Hidayatullah.com– Tokoh nasional yang juga pengacara Muslim, Eggy Sudjana mengatakan bahwa semangat atau spirit Pancasila yang digagas dan buah pikir para ulama adalah adanya semangat monoteisme dalam berketuhanan.
“Indonesia adalah negara yang bertauhid baik secara teologis, yuridis maupun politisnya. Sejak dulu awal kelahiran Indonesia para founding father kita telah menanamkan spirit tauhid itu,” ungkapnya di Bandung, Jawa Barat baru-baru ini.
Untuk itu, menurut Eggy penghapusan spirit bertauhid dalam bernegara khususnya Pancasila adalah sebuah penyelewengan dan pengkhiatanan sejarah.
“RUU HIP ini harus ditolak total tanpa ada kompromi dan tawar menawar,” tegasnya.
Selaku advokat, dirinya mempertanyakan mengapa para aparat penegak hukum diam saja padahal jelas-jelas perbuatan makar orang atau pihak yang ingin mengubah Pancasila sebagai ideologi negara.
“Kok polisi diam saja, padahal pihak yang membela PKI itu dan mendukung RUU HIP ini jelas melakukan makar secara terang-terangan,” tegasnya.
Menurut Eggy hal ini tidak perlu pelaporan karena termasuk tindak pidana kriminal umum yang mengancam keselamatan dan keutuhan negara.
“Penundaan RUU HIP hanyalah akan menjadi bom waktu, negara jangan kalah dengan para pengkhianat,” ujarnya lagi.
Eggy pun mengajak masyarakat khususnya umat Islam untuk terus mengawal RUU HIP agar dibatalkan secara total. Hal ini merupakan hak konstitusional karena rakyat berdaulat.
Sementara itu, beberapa waktu lalu dalam aksi tolak RUU HIP di depan Gedung Merdeka, Bandung (05/07/2020), Ketua Harian Dewan Dakwah Jabar Roinul Balad, menyatakan sejarah telah mencatat dengan sah dan meyakinkan bahwa kelompok yang melakukan makar dan ingin mengganti Pancasila adalah PKI yang berpaham komunis.
Namun upaya kudeta berdarah tersebut dengan izin Allah Subhanahu Wata’ala dapat digagalkan.
“Hari ini ada upaya kembali mengkudeta dengan memanfaatkan jalur konstitusional, maka harusnya yang menolak kudeta tersebut adalah legislatif (DPR) dan eksekutif (Presiden),” terangnya.
Untuk itu, sambungnya, rakyat dan umat Islam harus meminta DPR menyatakan penolakannya akan adanya neo Komunis dan segala ajarannya juga bentuk bentuk berada di negara Indonesia ini.
“Kita ingatkan dan ajak kepada Presiden dan seluruh kepala daerah di seluruh Indonesia untuk menjaga ideologi Pancasila yang coba dikudeta tersebut,” imbuhnya.
Menurutnya, orang atau kelompok yang berpaham ideologi Komunis pada mulanya hanya akan mengkudeta secara konstitusional lewat undang-undang. Namun jika itu berhasil, tahap selanjutnya akan mengkudeta secara fisik dengan menumpakkan darah lagi.* (Iman)