Hidayatullah.com- Dibanding media-media umum, jumlah media massa berbasis Islam tergolong sangat kecil. Karena itu lahan dakwah di media masih terbuka lebar.
Pernyataan ini disampaikan Pimred Majalah Suara Hidayatullah Dadang Kusmayadi pada acara “Talkshow Media Massa dan Dakwah” di Yayasan Al-Burhan Hidayatullah Semarang, Jawa Tengah, Jumat (23/5/2014).
Dadang sebagai narasumber memulai materi dengan menyampaikan suka dukanya mengawal perjalanan Suara Hidayatullah. Dadang merasa bersyukur, sebab majalah yang kini sudah berusia lebih dari seperempat abad tersebut masih eksis hingga kini.
“Ungkapan syukur ini perlu saya sampaikan mengingat hingga sampai saat ini media Islam baik cetak, elektronik, online, jumlahnya masih sedikit, bahkan ada yang berhenti terbit,” ungkapnya di depan puluhan santri dan guru Al-Burhan.
“Sementara media yang membawa nilai-nilai sekulerisme dan liberalisme semakin banyak. Karena itu umat Islam harus memiliki media yang kuat, baik modal maupun SDM (sumber daya manusia)-nya,” tambahnya.
Kenapa harus kuat? Sebab, menurut Dadang, tidak mudah bagi pengelola media jika kedua hal tersebut tidak terpenuhi. Meski modal kuat tapi SDM-nya tidak profesional maka akan tumbang.
Berkaitan dengan fungsi media sebagai sarana informasi, hiburan, dan pendidikan, Dadang mengingatkan, kini banyak media yang lebih mengutamakan fungsi hiburannya saja. Yang seharusnya hanya tontonan mejadi tuntunan.
Saat-saat Pemilu seperti sekarang, lanjutnya, media massa bisa menjadi alat propaganda, sarat kepentingan si pemilik modal, dan ada keberpihakan.
Pemihakan tersebut, menurutnya, kemudian menimbulkan perang opini, bahkan perang pemikiran.
Dia mengatakan, dari fakta-fakta itulah, jelas bahwa jurnalis Muslim perlu lebih memahami tugasnya. Yaitu, salah satunya dakwah, “amar ma’ruf nahi munkar”.
Dadang mengutip firman Allah dalam al-Qur’an Surat al-Ahzab ayat 45, “Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk menjadi saksi dan membawa kabar gembira dan pemberi peringatan.”
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Menurutnya, saat ini tidak ada media yang independen, pasti semuanya mempunyai keberpihakan. Sudah jelas, ungkapnya, kalau Suara Hidayatullah berpihak kepada nilai-nilai ajaran Islam.
“Alhamdulillah, majalah Suara Hidayatullah telah hadir 27 tahun. Hanya dengan kehendak Allah-lah kami masih ada. Sejak terbit Mei 1988 hingga Mei 2014, banyak suka duka yang kami rasakan dalam mengelola majalah,” ujarnya.
“Semoga Allah selalu memudahkan urusan, meridhai, dan kita istiqamah berdakwah lewat tulisan (dakwah bil qalam),” tambahnya berharap.*