Hidayatullah.com — Banjir di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, sudah terjadi selama tiga pekan, sejak 21 Oktober 2021 lalu. Namun hingga kini banjir itu masih belum surut. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan 12 kecamatan masih digenangi air sehingga 10.381 kepala keluarga atau 33.221 jiwa warga tetap berada di pengungsian..
“Warga Sintang yang mengungsi tersebar di 32 pos pengungsian yang dioperasikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat,” kata Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dikutip Senin (15/11/2021).
Pos pengungsian tersebut didukung 24 dapur umum yang dioperasikan tim gabungan di bawah komando BPBD Kabupaten Sintang. “Banjir masih menggenangi wilayah Sintang, meski pun debit air sempat turun, namun kondisi tersebut membuat warga masih bertahan di tempat pengungsian,” jelasnya.
Lima pos lapangan untuk melayani kebutuhan dasar warga telah dioperasikan BPBD Sintang. Kelima pos lapangan berada di kawasan Tugu Bambu, Pos Lantas, Media Center, Ujung Jembatan Kapuas dan Kantor Camat Sintang, sedangkan pos komando berada di Kantor BPBD Kabupaten Sintang.
“Pos pengungsian mau pun dapur umum tersebar di 12 kecamatan, khususnya titik-titik yang aman dari genangan air,” ujarnya. Sementara itu, BPBD Sintang mencatat jumlah warga terdampak sebanyak 29.623 kepala keluarga atau 88.148 jiwa.
Dikatakan Muhari masyarakat terdampak banjir itu tersebar di 12 kecamatan Sintang Kalimantan Barat, antara lain Kecamatan Kayan Hulu, Kayan Hilir, Binjai Hulu, Sintang, Sepauk, Tempunak, Ketungau Hilir, Dedai, Serawai, Ambalau, Sei Tebelian dan Kelam Permai.
BPBD Kabupaten Sintang telah memperpanjang masa tanggap darurat bencana banjir selama 30 hari terhitung mulai 13 Oktober hingga 16 November 2021.