Hidayatullah.com– Hasil resmi penghitungan suara Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta Putaran Kedua 2017 memang belum keluar.
Tapi, melihat berbagai hasil penghitungan suara baik exit poll maupun hitung cepat (quick count), berdasarkan data dan informasi dihimpun hidayatullah.com, agaknya harapan masyarakat Jakarta punya pemimpin baru terwujud.
Rabu (19/04/2017) tadi sekitar pukul 15.00 WIB, Founder Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA mengumumkan hasil exit poll Pilgub DKI putaran kedua di Jakarta.
Hasilnya, pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut 3, Anies Rasyid Baswedan-Sandiaga Salahuddin Uno (Anies-Sandi) mengalahkan paslon nomor urut 2, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot) yang juga petahana.
Diketahui, exit poll adalah poling terhadap hasil sebuah pemilihan yang dilakukan dengan cara menanyai pemilih setelah mereka keluar dari TPS. Berbeda dengan hitung cepat yang menjadikan suara TPS sebagai sampel, exit poll menjadikan pemilih yang baru keluar TPS sebagai respondennya.
Denny meneguhkan hasil exit poll yang sudah ia umumkan di media sosial pukul 12.15, bahwa Jakarta punya gubernur baru.
“Baik hasil exit poll ataupun quick count, Anies-Sandi di angka 54-56 persen, Ahok-Djarot di angka 44-46 persen. Selisih kedua pasangan ini mirip dengan selisih survei LSI Denny JA bulan April 2016, sekitar 8-9 persen,” ungkap Denny.
Hasil hitung cepat berbagai lembaga survei lainnya juga serupa. Anies-Sandi menang. Hitung Cepat Litbang Kompas Pilkada DKI Jakarta 2017 misalnya, pada pukul 15.31 WIB, Anies-Sandi unggul dengan raihan suara 57,88 persen, sedang Ahok-Djarot 42,12 persen. Jumlah ini dari suara masuk sebanyak 85 persen.
Lalu pada pukul 15.45 WIB, masih menurut Litbang Kompas itu, raihan Anies-Sandi naik jadi 57,88 persen, dan Ahok-Djarot stabil di angka 42,12 persen, dari suara masuk sebanyak 89 persen.
Saat itu, angka sementara 356 TPS dari 400 TPS sampel, dengan margin of error sekitar 1 persen, dan tingkat kepercayaan 99 persen. Demikian dilansir akun resmi Kompas.com di media sosial Twitter, Rabu ini.
Pada pukul 16.19 WIB, semakin sulit terkejar rasanya Anies-Sandi. Ia unggul, dengan raihan 58,11 persen suara. Ahok-Djarot 41,89 persen. Dengan suara masuk sudah 95 persen. Masih menurut Litbang Kompas.
Baca: Direktur LINKS: Ahok Bisa Dikalahkan pada Pilgub DKI 2017
Hampir sama, hasil hitung cepat dari lembaga survei Polmark per pukul 16.04 WIB, Anies-Sandi meraih 57,53 persen suara dan Ahok-Djarot 42,47 persen.
Sedangkan menurut lembaga survei Indikator, update jam yang sama, Anies-Sandi 57,53 persen dan Ahok-Djarot 42,25 persen.
Denny menganalisa dua hal penting untuk dijadikan pelajaran. Dua hal penyebab kalahnya Ahok dalam margin yang cukup besar.
Pertama, kata dia, blunder sembako. Di hari tenang, ramai diberitakan gerilya sembako untuk pemilih miskin kota. Apa hasilnya? “Kekalahan Ahok justru melebar,” kata Denny.
Publik tak lagi bisa menerima manuver yang menyalahi aturan seperti pembagian sembako di hari tenang, menurutnya.
Kedua, faktor Prabowo. Hadirnya Prabowo yang menegaskan komitmen Anies atas isu kebangsaan, kebhinnekaan, tapi yang berkeadilan.
Prabowo katanya intensif menyatakan akan menurunkan Anies-Sandi jika mereka tak setia pada konstitusi dan Pancasila. Namun sekaligus menyatakan pentingnya pemimpin yang lebih peka pada agama masyarakat dan keadilan.
“Isu yang dibawa Prabowo itu menyenangkan pemilih kelas menengah. Prabowo’s Factor bisa mengimbangi tone kampanye Anies -Sandi yang selama ini di-frame lawannya terlalu ke kanan,” kata Denny.
Tak heran, kata dia, Anies-Sandi menang cukup telak.
“Selamat datang gubernur baru: Anies-Sandi,” kicau Denny di akun medsos Twitternya.*