Hidayatullah.com– Tim Aksi Siaga Kemanusiaan (TASK) menjenguk saudara-saudara Muslim di Walesi, Wamena, Jayawijaya, Papua, Rabu (09/10/2019). Selain bersilaturahim, TASK juga mendistribusikan logistik ke Pesantren Al Istiqomah Walesi.
Tim berangkat pukul 10.00 WIT dengan dikawal anggota Brimob sebanyak 12 personil. Untuk menuju lokasi, mereka harus menempuh perjalanan sejauh 12 km dalam waktu 40 menit.
Adapun bantuan yang diberikan yaitu beras 10 sak (@20kg), minyak goreng 10 liter, gula 10 kg, telur 10 rak, dan makanan ringan 2 dus.
Pesantren yang dipimpin oleh Ust Sumadi ini dihuni oleh 160 orang, terdiri dari 130 santri madrasah ibtidaiyah, 22 santri madrasah tsanawiyah, dan 8 orang guru/ustadz.
Berdasarkan pantauan, pesantren ini membutuhkan seragam sekolah, busana Muslimah, al-Qur’an, dan alat tulis.
“Dari semua organisasi dan juga berbagai kalangan. Ada yg menelepon meminta rekening, ada juga yang langsung mengunjungi kami ke tempat kami. Di antaranya DD, Hidayatullah juga Aksi Cepat Tanggap. Terima kasih pula bagi yang memberi jalan bagi donatur. InsyaAllah hal itu semua menjadi tabungan akhirat,” ujar Ustadzah Mawaddah, salah satu pengasuh PP Al Istiqamah Walesi, Wamena.
Baca: Berita Hoaks Menyulitkan Pendatang dan Warga Wamena yang Kini Sudah Berangsur Aman
Selain ke pesantren tersebut, masih dalam rangkaian operasi tanggap darurat, TASK juga melakukan kegiatan pemulihan trauma (trauma healing) pasca kerusuhan yang terjadi di Wamena, ibu kota Jayawijaya, beberapa waktu lalu.
Kegiatan trauma healing diadakan di SD Yapis Wamena, dengan pemateri Ahmad Hamim dan Ali Murtadho. Kegiatan ini diikuti 178 anak. Sebenarnya, jumlah total muridnya mencapai 718 anak.
TASK terdiri dari sejumlah relawan, antara lain Sahriadi, Musmulyadi, Ahmad Hamim, Ali Murtadho, Hafidz Mizan, dan Kasim.
Sebelumnya, kondisi Wamena di Jayawijaya berangsur normal. Fasilitas umum, pasar, toko dan sekolah mulai menggeliat lagi. Tapi sebagian warga, termasuk para pendatang lebih suka memilih diam jika ditanya keadaan kota ini.
Usut punya usut, rupanya, berita-berita palsu (hoaks) yang beredar di dunia maya dirasakan sebagai pengganggu suasa pemulihan.
“Jadi tolonglah, bantu kami, jangan ikut sebar berita hoaks,“ ujar Mus Mulyadi (40), relawan Tim Aksi Siaga Kemanusiaan (TASK) hari Selasa (08/10/2019).
“Berita-berita hoaks yang menyebar di dunia maya dan media sosial sangat merepotkan masyarakat di sini,“ demikian tambahnya.
Baca: Kapolda Papua: TNI dan Polri Akan Jamin Keamanan Wamena
Di antara berita hoaks yang sangat meresahkan di Wamena adalah adanya isu pembakaran masjid raya dan isu kehadiran kelompok-kelompok massa mau berjihad.
“Ada juga video pembakaran masjid masih terus diviralkan, itu tidak benar itu,“ ujar relawan yang sehari-hari juga juru dakwah Jayapura – Wamena ini.*