Hidayatullah.com–Mesir akan membuka pintu perbatasan Rafah secara permanen guna meringankan blokade atas Gaza. Demikian dikatakan Menteri Luar Negeri Mesir Nabil Al-Arabi dalam wawanaranya dengan stasiun televisi Aljazeera, Jum’at (29/4).
Arabi mengatakan, negaranya akan “mengambil langkah penting untuk meringankan blokade atas Gaza dalam beberapa hari ke depan.”
Dikatakannya pula, Mesir tidak lagi dapat menerima jika Rafah, satu-satunya pintu keluar wilayah itu tanpa melewati Israel, tetap ditutup. Jika pintu perbatasan Rafah tetap ditutup maka hal itu sangat “memalukan” bagi Mesir.
Selama Jalur Gaza diblokade Israel, Mesir hanya membuka pintu perbatasan tersebut untuk urusan kemanusiaan saja.
Israel melancarkan blokade atas wilayah pesisir pantai itu sejak tahun 2006 dan lebih memperketat kepungannya satu tahun kemudian, atau sejak Hamas mengambil alih kekuasaan pemerintah di wilayah Gaza dari tangan pemerintah Palestina dukungan Barat yang dipimpin Mahmud Abbas.
Sejak tahun 2007, satu setengah juta rakyat Gaza mengandalkan terowongan bawah tanah untuk pengiriman aneka barang yang mereka butuhkan, mulai dari makanan hingga material bangunan dan hewan ternak.
Sebuah perjanjian di tahun 2005 yang diperantarai oleh Amerika Serikat menjadikan Otorita Palestina dan Israel penanggungjawab pintu perbatasan Rafah, dengan pengawasan Uni Eropa.*