Hidayatullah.com—Negara-negara Teluk Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain dan Mesir mengutuk serangan ‘Israel’ terhadap Masjid Al-Aqsha di Provinsi Yerusalem (Baitul Maqdis) timur yang menyebabkan sedikitnya 152 warga Palestina terluka, kantor berita negara melaporkan Sabtu. Kementerian Luar Negeri UEA menekankan perlunya menahan diri dan menyerukan perlindungan bagi umat Islam yang menjalankan ibadah, dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor beritanya, WAM.
Kementerian itu juga mengatakan pihak berwenang ‘Israel’ harus ‘menghormati hak warga Palestina untuk beribadah’ dan menghentikan tindakan apa pun yang melanggar kesucian Masjid Al-Aqsha. Dalam pernyataan yang sama, UEA juga menekankan perlunya mengakhiri tindakan ‘Israel’ yang mengancam solusi dua negara dan pembentukan negara Palestina di tanah yang diduduki ‘Israel’ dalam perang 1967 dan Yerusalem (Baitul Maqdis) Timur sebagai ibu kotanya.
Polisi ‘Israel’ menggerebek halaman masjid Al-Aqsha sebelum fajar Jumat lalu ketika ribuan warga berkumpul untuk sholat. Tim medis mengatakan kepada media, setidaknya 152 warga Palestina terluka dalam insiden tersebut.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Bahrain dalam sebuah pernyataan yang dibagikan melalui kantor berita resminya, mengatakan tentara ‘Israel’ melakukan ‘provokasi terhadap umat Islam’. Selain itu, Kemlu Mesir juga menyuarakan pandangan serupa dengan menolak terorisme dan memperingatkan implikasinya terhadap stabilitas dan keamanan di Palestina dan kawasan yang lebih luas.
Sikap serupa telah dibagikan oleh Arab Saudi sebelumnya, dan negara itu akan melanjutkan solidaritasnya dengan Palestina. Menurut Bulan Sabit Merah Palestina, sebagian besar warga Palestina terluka oleh peluru karet, granat dan dipukuli dengan tongkat.
Serangan Jumat lalu terjadi di bulan Ramadhan, ketika umat Islam sedang berdoa di situs tersuci ketiga, memicu kemarahan di kalangan umat Islam di seluruh dunia. Terkait hal ini, warga Palestina memprotes dan menyerukan negara Islam untuk melindungi Masjid Al-Aqsha.*