Hidayatullah.com—Kementerian Kesehatan Palestina memperbarui jumlah korban Palestina dalam agresi ‘Israel’ terbaru yang sedang berlangsung di Jalur Gaza. Sebanyak 24 gugur (termasuk 6 anak-anak) dan 203 orang terluka.
Kementerian Kesehatan mengatakan bahwa jumlah korban gugur dari pemboman penjajah di Jalur Gaza, yang berlanjut untuk hari kedua, naik menjadi 16 di samping 165 terluka, kata sebuah pernyataan. “Saya mengutuk serangan udara Israel di Gaza yang diduga ‘mencegah’ kemungkinan pembalasan Jihad Islam atas penangkapan pemimpinnya,” kata Pelapor Khusus PBB, Francesca Albanese, dikutip Palestine Cronicle.
“Karena Hukum Internasional hanya mengizinkan penggunaan kekuatan untuk membela diri, Operasi Breaking Dawn adalah tindakan agresi yang mencolok,” tambah Francesca Albanese dalam ciutannya di akun twitter.

Di antara 16 orang yang gugur, kata pernyataan itu, seorang gadis berusia 5 tahun. Jumlah atau korban gugur dan terluka meningkat setelah penjajah mengebom sebuah rumah di Jabaliya dan satu lagi di Rafah.
Kementerian menyatakan bahwa ada kekurangan 40 persen peralatan dan obat-obatan dasar, dan 60 persen kekurangan peralatan laboratorium karena penutupan penyeberangan Jalur Gaza oleh ‘Israel’, yang dimulai empat hari lalu.
Kementerian juga mengatakan harus mematikan pembangkit listrik selama 72 jam. “Karena penutupan pembangkit listrik, waktu hampir habis untuk penyediaan layanan medis di rumah sakit, dengan penutupan hampir lengkap dalam waktu 72 jam,” demikian bunyi pernyataan.

Sebelumnya pada hari Sabtu, pejabat di Jalur Gaza mengatakan bahwa bahan bakar untuk pembangkit listrik tunggal di Gaza habis sehingga berhenti bekerja. Kantor Media Pemerintah di Gaza mengatakan bahwa pemboman Israel telah mengakibatkan kehancuran sebagian atau seluruhnya dari 650 unit rumah, membuat ribuan orang kehilangan tempat tinggal dan mengungsi.
Pesawat-pesawat tempur Israel melancarkan serangan udara di daerah itu dengan alasan “ancaman serangan yang akan segera terjadi” oleh kelompok Jihad Islam. Serangan itu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di seluruh wilayah Palestina sejak Senin, ketika pasukan Israel menahan Bassam al-Saadi, seorang pemimpin senior Jihad Islam, dalam serangan di kota Jenin di Tepi Barat yang diduduki.*