IMAM AHMAD suatu saat dalam kondisi sakit berbaring di tempat tidurnya. Hingga datanglah Imam As Syafi’i menjenguknya. Melihat hal itu, Imam Ahmad pun segera bangkit dan mencium kening sang guru. Setelah itu Imam Ahmad pun mempersilahkan sang guru untuk duduk di sisi tempat tidur dan ia sendiri duduk di sisi lainnya. Untuk beberapa saat keduanya terlibat perbincangan dalam masalah ilmu.
Setelah itu, ketika Imam As Syafi’i hendak pergi dan menunggang bighalnya, Imam Ahmad segera memegang tali kendali bighal dan menuntun kendaraan yang dinaiki sang guru. Imam Ahmad pun berjalanan untuk menghantarkan kepergian sang guru.
Di saat bersamaan datanglah Yahya bin M’ain, ia terkejut melihat apa yang ia saksikan,”Subhanallah, nampaknya jiwamu terguncang hingga engkau berjalan di samping bighal As Syafi’i?”
Mendengar itu Imam Ahmad pun membalas,”Dan engkau, kelau seandainya engkau berjalan di sisi lainnya (dari bighal) niscaya negkau akan memperoleh manfaat”. Yakni manfaat dari ilmu dan fiqih Imam As Syafi’i.* (Hilyah Al Auliya, 9/99)