KELUARAGA inspirasi adalah keluarga di mana seluruh komponennya menjadi pelopor dan mampu memberi contoh teladan dalam hidupnya,terkadang kita salah memberi contoh ketika anak-anak diperintahkan sholat, mengaji, bahkan diperintah untuk kebaikan ia hanya mendengar sambil lalu saja. Keluarga inspirasi ketika sang pemimpin rumah tangga dicintai dan ditaati semua menghuninya, karena ia selalu memberi contoh dan keteladanan. Ia terbaik langsung dalam melaksanakan semua anjuran baik sebuah perintah kebaikan atau larangan menyangkut keburukan. Istri dan anak-anaknya taat. Inilah gambaran keluarga inspirasi yang diberkahi Allah ta’alah, yang oleh Nabi disebut “sebaik-baik perhiasan/kesenangan dunia”.
Komunitas keluarga inspirasi yang pernuh berkah ini tentu saja dimulai dari proses-proses panjang yang asal jadi. Ia dimulai dari niat dan pertama memulai perjalanan dalam pernikahan pasangan Muslim.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wassallam bersabda, “Wanita di nikahi karena 4 perkara karena hartanya, karena kecantikannya, karena keturunannya dan karena agamanya. Berbahagialah orang yang menikahi wanita karena agamanya, dan merugilah orang yang menikahi wanita hanya karena harta, kecantikan dan keturunannya.” (HR. Bukhori-Muslim).
Dalam hadits lain Rasulullah mengingatkan agar kita selalu melakukan yang terbaik, apalagi terhadap yang kita cintai. ”Sebaik-baiknya kamu adalah yang paling baik kepada keluarganya,dan saya adalah orang yang terbaik di antara kalian terhadap keluarga saya.” (HR Turmudzi).
Syeikh M. Jamaludin Mahfudz Dalam bukunya “Psikologi Anak dan Remaja Muslim” menuturkan seorang laki-laki yang menemui Khalifah Umar bin Khatab ia mengeluhkan anaknya yang telah berani terhadap dirinya. Sang khalifah kemudian meminta agar anak yang telah berani itu di panggil bersama kedua orang tuanya berhadapan dengan Sang Khalifah. Kala itu terjadilah dialog antara Khalifah Umar bin Khatab.
“Ini anak yang kurang ajar itu, wahai Kholifah,” kata sang ayah.
“Benar kamu telah berbuat kurang ajar terhadap ayahmu,” tanya Khalifah.
“Benar,” jawab si anak, “Tetapi bukankah seorang anak itu mempunyai hak terhadap ayahnya, wahai Amirul Mukminin?”
“Tentu,” jawab Khalifah.
“Apa saja?,” tanya si anak.
“Dipilihkan ibu yang baik, diberi nama yang bagus, dan diajari Al-Qur’an,” jawab Sang Kholifah.
“Tetapi itu semua tidak ada satu pun yang dipenuhi ayahku, wahai Amirul Mukminin,” kata si anak. “Ibuku bekas simpanan orang Majusi. Ia memberiku nama Ju’ran alias kambing hutan. Dan ia tidak mengajariku Al-Qur’an satu huruf pun.”
Kemudian Sang Khalifah memandang ke arah laki-laki tadi yang terlihat tunduk lemas.
“Kamu menemuiku mengadaku anakmu yang berani kepadamu, tetapi itu karena gara-gara salahmu yang tidak memenuhi hak-haknya,” kata Sang Khalifah.
***
Orangtua laksana induk semang,yang harus mengawal perjalanan buah hatinya,agar ia kelak menjadi generasi dambaan umat (idola), untuk itu perlu para orangtua menanamkan kebaikan pada masa-masa usia keemasan.
Rasulullah Bersabda “Didiklah anakmu, karena mereka itu dijadikan buat menghadapi zaman yang sama sekali lain dengan zamanmu.”
Jika kita melirik sejarah para tokoh-tokoh terbaik umat, mereka berhasil mengukir peradaban dikarenakan perhatian para orangtuanya dalam mempersiapkan mereka menjadi “generasi khoirul ummah” (Generasi sebaik-baiknya umat).
Tak berhenti sampai di situ, ketika ia beranjak remaja, pengawasan orangtua harus lebih diperketat demi keselamatan agamanya, kesehatan mentalnya, dan kejernihan pikirannya. Tak kalah pentingnya ialah menjaga akhlaknya. Di samping itu pula di upayakan agar anak selalu gemar menekuni kegiatan-kegiatan yang bersifat positif, ia akan lupa dari segala sesuatu yang dapat membangkitkan syahwatnya.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Kalau kita sanggup mengatasi hal itu, InsyaAllah anak kita akan bisa melewati masa-masa yang kritis dalam hidupnya. Dengan demikian, keselamatan jiwa, agama serta masa depannya menjadi terjamin.
Penyair Muhammad Iqbal menuturkan, “Hati-hatilah terhadap zaman perjalananmu, dekaplah anak-anakmu jangan sampai pipit itu jatuh dari sangkarnya sebelum kuat.”
Semoga dari keluarga kita akan melahirkan generasi-generasi tangguh, yang penuh berkah.Mari kita memohon kepada Allah agar berkenan memenuhi hati kita dengan petunjuk-Nya. dan menggerakan seluruh anggota tubuh kita melakukan amal yang diridhoi-Nya.
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَاماً
“Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami, istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyejuk mata kami, dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS: Al-Furqon: 74). Wallohul Musta’an.*
Penulis adlah staf pengajar di SDIT Annida Purwokerto dan penulis “Mendidik Remaja dengan Cinta”