Hidayatullah.com – Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, mengumumkan pada hari Jumat bahwa mereka berhasil menyelamatkan seorang tahanan ‘Israel’ yang mencoba bunuh diri di tempat ia ditawan.
Brigade mengkonfirmasi dalam sebuah pernyataan di Telegram: “Beberapa hari yang lalu, kami berhasil menyelamatkan seorang tawanan musuh di menit-menit terakhir setelah dia mencoba bunuh diri di tempat dia ditahan.”
“Kami menganggap musuh dan Netanyahu (Perdana Menteri Israel) secara pribadi bertanggung jawab penuh atas memburuknya kesehatan fisik dan psikologis beberapa tawanan musuh,” tambah mereka.
Tel Aviv memperkirakan 134 pemukim ‘Israel’ ditahan di Gaza, sementara Israel menahan 9.000 warga Palestina di penjara-penjaranya.
Perlawanan sengit pejuang Palestina
Pertempuran sengit terjadi kembali di lingkungan Al-Zaytoun di Kota Gaza pada 11 Mei antara pejuang Palestina dan tentara ‘Israel’, beberapa bulan setelah Tel Aviv mengklaim bahwa Hamas telah dikalahkan di bagian utara daerah kantung tersebut.
Tentara ‘Israel; juga telah mengerahkan pasukannya ke kota Jabalia di utara Kota Gaza, di mana mereka mengklaim bahwa para pejuang dari sayap bersenjata Hamas telah “diorganisir kembali.”
Seorang komandan lapangan dari perlawanan Palestina mengatakan kepada Al-Mayadeen bahwa, di Al-Zaytoun, tank-tank penjajah dipaksa mundur dari sekitar klinik di lingkungan itu.
“Perlawanan menargetkan dalam dua hari terakhir pasukan yang diposisikan di daerah itu dengan peluru mortir dan roket anti-tank… Artileri dan pengeboman udara masih berlangsung di beberapa titik di Al-Zaytoun,” ujar komandan Palestina itu.
Tentara penjajah ‘Israel’ pada hari Sabtu mengkonfirmasi kepada media lokal bahwa pasukan yang awalnya dipersiapkan untuk beroperasi di Rafah sedang bersiap-siap untuk memasuki Jabalia.
Gelombang agresi terbaru ‘Israel’ di Gaza utara membunuh puluhan warga sipil Palestina, termasuk delapan anak-anak di pusat daerah kantong dan seorang jurnalis beserta keluarganya di Jabalia.
Pertempuran juga sedang berlangsung di Rafah, Gaza selatan, di mana pihak berwenang Israel telah mengatakan selama berbulan-bulan bahwa “dua batalyon terakhir” Hamas berada di sana.
Para pejuang dari Brigade Qassam Hamas, Brigade Quds Jihad Islam Palestina (PIJ), dan faksi-faksi perlawanan lainnya telah dengan gigih menghadapi tentara penjajah ketika puluhan ribu warga sipil nekat melarikan diri dari kota yang penuh sesak itu.
Zionis menolak proposal gencatan senjata.
Entitas ‘Israel’ mengatakan pada hari Sabtu bahwa operasi ke Rafah berlangsung bersamaan dengan “upaya” untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata kurang dari seminggu setelah Tel Aviv menolak proposal gencatan senjata.
“Penolakan Israel terhadap proposal para mediator melalui amandemen yang dibuatnya membuat keadaan kembali ke titik awal,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat.
“Mengingat perilaku (Perdana Menteri Israel Benjamin) Netanyahu dan penolakannya terhadap dokumen mediator serta serangan terhadap Rafah dan pendudukan penyeberangan, kepemimpinan gerakan akan mengadakan konsultasi dengan para pemimpin faksi-faksi Palestina yang bersaudara untuk meninjau kembali strategi perundingan kami.”