Imam Al-Ghazali dalam kitab Al Ihya’ mengungkapkan sebab-sebab penyakit hati dan jenisnya
Hidayatullah.com | SAMA halnya dengan penyakit fisik, penyakit hati ada sebab dan akibatnya, selain itu juga obatnya. Di bawah ini akan kita uraikan sebab-sebab penyakit hati.
Selain menjelaskan jenis penyakit hati, para ulama salaf juga memberikan penjelasan mengenai hal-hal yang berkaitan dengannya seperti sebab, akibat dan obatnya. Salah satunya sebab-sebab penyakit hati.
Baca: Inilah Penyakit-penyatik Hati yang Menjangkiti Para Pendebat
Imam Abu Hamid Al-Ghazali rahimahullah dalam kitabnya Ihya’ ’Ulumudin menyebutkan beberapa jenis penyakit hati. Di antaranya al-kibr (sombong), al-‘ujb (berbangga diri), ar-riya’ (pamer amal) dan an-nifaq (kemunafikan).
Terkait sebab penyakit hati, Imam Ibn al-Qayyim al-Jauziyyah rahimahullah dalam kitabnya Ighatsah al-Lahfan fi Mashoid asy-Syaithon mengatakan, yang artinya: “Bergaul dengan orang yang berpenyakit hati menimbulkan penyakit hati, bersahabat dengannya menyebabkan hati mengalami ‘keracunan’, dan bersatu dengannya menyebabkan hati ‘binasa’.”
Baca: 5 Virus Penyakit Hati
Adapun Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah dalam kitabnya Majmu’ al-Fatawa menyatakan, yang artinya: “Tidaklah timbul penyakit fisik kecuali karena faktor lemahnya penunjang hidup sehat. Begitu pula hati, tidak bisa berpenyakit kecuali karena faktor lemahnya iman.”
Akibat Penyakit Hati
Mengenai akibat penyakit hati, para ulama salaf pun telah menyampaikan penjelasannya, dan mereka menganalogikannya dengan penyakit fisik.
Terkait hal ini Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah rahimahullah dalam kitabnya Miftah Daar as-Sa’adah menyampaikan bahwa akibat penyakit hati jauh lebih berat dari pada akibat penyakit fisik. Jauh lebih berat karena penyakit hati menyebabkan kesengsaraan abadi di kampung akhirat.
Beliau berkata, yang artinya: “Penyakit hati lebih parah dari pada penyakit badan, karena klimaks dari penyakit badan mengantarkan pada kematian, sedangkan klimaks dari penyakit hati mengantarkan pada kesengsaraan abadi.”
Adapun Malik ibn Dinar rahimahullah, sebagaimana dikutip Abu al-Faraj ibn al-Jauzi dalam kitabnya Sifat ash-Shafwah, menyebutkan bahwa akibat penyakit hati adalah tidak bermanfaatnya nasihat-nasihat agama bagi hati.
Beliau berkata, yang artinya: “Sungguh apabila sakit badan, maka makanan, minuman, tidur dan istirahat, terasa tiada gunanya. Hati begitu pula, apabila berpaut dengan cinta dunia, maka nasihat-nasihat agama tiada gunanya.”
Baca: Penyakit Hati: Tidak Sabar dan Merasa Istimewa (1)
Sementara itu, seorang tokoh sufi besar, sekaligus ulama ahli fikih dan hadits yang hidup di abad ketiga Hijriyah, Dzu an-Nun al-Mishry rahimahullah, sebagaimana dikutip Ibnu Rajab dalam kitabnya Fath al-Bari, memberikan penjelasan bahwa akibat penyakit hati adalah hati tidak merasakan nikmatnya ibadah.
Beliau berkata, yang artinya:. “Seperti halnya ketika sakit badan, makanan tidak terasa nikmat, juga ketika ada dosa bersama hati, ibadah tidak terasa nikmat.”
Demikian sebagian akibat penyakit hati yang tidak remeh. Tidak remeh karena menyangkut kehidupan agama dan akhirat. Maka tidaklah patut apabila masih ada di antara kita yang meremehkannya.
Semoga dengan mengetahui sebab -sebab penyakit hati, kita bisa bersikap waspada, sehingga terhindar dari penyakit hati. Wallahu a’lam.*/Abdullah al-Mustofa, pelayan di Pusat Kajian Strategis Pendidikan Islam Indonesia (PKSPII) Kampung Inggris Kediri Jawa Timur