Oleh: Mohammad Fauzil Adhim
TUGAS kita bukan memastikan kemenangan. Tugas kita adalah bersungguh-sungguh menjadikan diri kita ini mendapatkan pertolongan Allah Ta’ala; hingga jika kita melempar, maka bukan tangan kita yang menyebabkan ia melesat sangat kuat. Allah-lah sesungguhnya melempar sebagaimana kita dapati dalam Al-Qur’an surat Al-Anfaal ayat 17.
…ﻭَﻣَﺎ ﺭَﻣَﻴۡﺖَ ﺇِﺫۡ ﺭَﻣَﻴۡﺖَ ﻭَﻟَٰﻜِﻦَّ ٱﻟﻠَّﻪَ ﺭَﻣَﻰٰ…
“…dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar….” (QS, Al-Anfaal, 8: 17).
Tidak berkurang kemuliaan para Nabi yang hingga akhir hayat tidak mendapatkan satu orang pun pengikut atau hanya memperoleh satu-dua pengikut. Di antara para Nabi, dakwah mereka ada tampak gagal. Tetapi tidak. Sesungguhnya dakwah mereka tidak gagal. Allah Ta’ala tinggikan perjuangan mereka.
Tugas kita bersiap dan menata diri; menjaga tertib amal agar tidak jatuh seperti dalam Perang Uhud, menjaga tertib iman agar tidak kalah sebagaimana dalam Perang Hunain serta tidak mengandalkan orang-orang munafik. Tidak terjadi kekalahan pada kaum muslimin melainkan karena diabaikannya i’dad (bersiap dengan baik dan matang), tiadanya tertib amal, lemahnya tertib iman dan khianatnya orang-orang munafik.
Sepanjang sejarah, jatuhnya kaum muslimin ini; runtuhnya ahlus sunnah ini; di Andalusia dimana kita pernah sangat berjaya, di Iran yang di sana pernah ada Imam Muslim, At-Tirmidzi, Al-Hakim dan lain-lain; juga di berbagi belahan bumi lainnya justru ketika jumlah kita banyak. Sangat banyak. Mayoritas, bahkan. Tetapi besarnya jumlah kita hanya menjadi hitungan angka.
Tidak ada akan pernah terjadi dan tidak akan pernah ummat Islam ini menjadi yang terbaik, kecuali jika syaratnya terpenuhi, yakni amru bil ma’ruf, nahyu ‘anil munkar dan iman kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala.
ﻛُﻨﺘُﻢۡ ﺧَﻴۡﺮَ ﺃُﻣَّﺔٍ ﺃُﺧۡﺮِﺟَﺖۡ ﻟِﻠﻨَّﺎﺱِ ﺗَﺄۡﻣُﺮُﻭﻥَ ﺑِﭑﻟۡﻤَﻌۡﺮُﻭﻑِ ﻭَﺗَﻨۡﻬَﻮۡﻥَ ﻋَﻦِ ٱﻟۡﻤُﻨﻜَﺮِ ﻭَﺗُﺆۡﻣِﻨُﻮﻥَ ﺑِﭑﻟﻠَّﻪِ ۗ ﻭَﻟَﻮۡ ءَاﻣَﻦَ ﺃَﻫۡﻞُ ٱﻟۡﻜِﺘَٰﺐِ ﻟَﻜَﺎﻥَ ﺧَﻴۡﺮًا ﻟَّﻬُﻢ ۚ ﻣِّﻨۡﻬُﻢُ ٱﻟۡﻤُﺆۡﻣِﻨُﻮﻥَ ﻭَﺃَﻛۡﺜَﺮُﻫُﻢُ ٱﻟۡﻔَٰﺴِﻘُﻮﻥَ
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS. Ali Imran, 3: 110).
Baca: Nahi Munkar KH. Hasyim Asy’ari dalam Bidang Akidah
Banyaknya majelis ilmu jika amru bil ma’ruf dan nahyu ‘anil munkar tidak ditegakkan, maka ummat ini tidak akan pernah menjadi yang terbaik. Apalagi jika pengajian pun telah kehilangan ilmu dan tak ada gelegak dakwahnya sehingga tidak menambah iman.
Kalau seandainya saat ini kita gagal…., kalah…; kalau seandainya, hanya seandainya saja, kita tidak mampu mewujudkan apa yang seharusnya, sedangkan kita tidak surut dalam berjuang dan tidak pula berputus asa terhadap rahmat Allah, maka ini adalah pintu awal kemenangan yang besar di masa yang akan datang; dalam persoalan lebih besar dan berkelanjutan.*
Diambil dari FB Mohammad Fauzil Adhim