Salah satu niat menuntut ilmu yang benar, menurut Imam Ahmad bin Hanbal, ialah jika kita mencari ilmu untuk mengangkat kebodohan pada diri sendiri dan kebodohan orang lain
Hidayatullah.com | ILMU pengetahuan merupakan sesuatu yang sangat diperlukan bagi manusia khususnya umat Islam untuk mencapai kebaikan dan kesejahteraan di dunia dan di akhirat. Hal ini merupakan tuntutan dari Allah SWT dan Rasulullah ﷺ kepada seluruh umat Islam.
Dalil tentang mencari ilmu
Sebagaimana firman-Nya dalam Surah al-Taubah yang artinya:
ٱلتَّٰٓئِبُونَ ٱلْعَٰبِدُونَ ٱلْحَٰمِدُونَ ٱلسَّٰٓئِحُونَ ٱلرَّٰكِعُونَ ٱلسَّٰجِدُونَ ٱلْءَامِرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَٱلنَّاهُونَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ وَٱلْحَٰفِظُونَ لِحُدُودِ ٱللَّهِ ۗ وَبَشِّرِ ٱلْمُؤْمِنِينَ
“Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, yang beribadat, yang memuji, yang melawat, yang ruku’, yang sujud, yang menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah berbuat munkar dan yang memelihara hukum-hukum Allah. Dan gembirakanlah orang-orang mukmin itu.” (QS: At Taubah: 112).
Dan sabda Nabi Muhammad ﷺ yang artinya: “Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim” (Hadits Riwayat al-Imam Ibn Majjah).
Berdasarkan dalil-dalil tersebut, jelaslah bahwa menuntut ilmu itu wajib bagi seluruh umat Islam, baik laki-laki maupun perempuan.
Maka ketika kita mencari ilmu Allah SWT, harus ada sopan santun yang perlu dijaga agar pada akhirnya kita mencapai kebaikan ilmu yang telah dijanjikan. Para ulama telah mengatakan bahwa “al-Adab qabla al-Tolab” yang berarti adab sebelum menuntut, jelas menunjukkan pentingnya menjaga sopan santun sebelum mencari ilmu.
Selain niat, juga di perlukan adab dalam menuntut ilmu
Lihat saja bagaimana manusia yang ingin mencari ilmu Allah SWT tetapi tidak beradab dengan ilmu itu jelas-jelas memakan dirinya sendiri pada akhirnya. Para ulama telah banyak menulis kitab tentang adab mencari ilmu seperti kitab Ta’lim al-Muta’alim karya al-Imam al-Zarnuji rahimahullah yang banyak diajarkan di pondok-pondok, pondok pesantren dan masjid-masjid di Nusantara.
Dalam kitab ini banyak sekali disebutkan tentang adab mencari ilmu yang perlu diamalkan dan diagungkan sebagai penuntut ilmu seperti adab dengan guru, adab dengan ilmu, adab dengan buku, dan lain-lain. Namun, akhlak yang paling utama perlu ditekankan oleh para santri dan guru ilmu itu sendiri, yaitu keikhlasan niat kepada Allah SWT.
Hal ini sebagaimana Allah SWT berfirman:
وَمَآ أُمِرُوٓا۟ إِلَّا لِيَعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ حُنَفَآءَ وَيُقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤْتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ ٱلْقَيِّمَةِ
“Dalam hal ini mereka tidak diperintahkan kecuali untuk beribadah kepada Allah dengan ibadah yang ikhlas kepada-Nya….” (QS: al-Bayyinah ayat 5).
Menuntut ilmu adalah bagian dari ibadah, oleh karena itu ketika kita melakukan ibadah apapun, maka niat adalah yang paling utama. Sebagian besar ulama jika dilihat, sebelum memulai perdebatan kitab, mereka akan memulai dengan menyebutkan topik niat terlebih dahulu.
Sebab, niat adalah akhlak yang paling utama dalam mencari ilmu selain bisa mengingatkan diri untuk selalu ikhlas karena Allah SWT dalam menulis dan mengarang buku.
Sabda Nabi Muhammad ﷺ
عَنْ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَلِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ
Dari Umar radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah.” (HR. Bukhari, Muslim)
Berdasarkan hadits ini dapat dipahami bahwa setiap hal dan amalan yang dilakukan, dihitung berdasarkan niatnya. Maka kita sebagai penuntut ilmu pada umumnya dalam mencari ilmu, perlu memiliki niat yang ikhlas hanya karena Allah SWT semata dan bukan karena materi sambil berharap dengan ilmu yang dipelajari dapat meningkatkan yang jahil dan dapat menyebarkannya kepada orang lain.
Niat akhlak paling utama mencari ilmu
Imam Ahmad bin Hanbal ketika ditanya tentang niat mencari ilmu. Beliau berkata: “Ilmu tidak mampu menandingi pahala orang yang niatnya lurus (saat mencari ilmu). Mereka bertanya: “Bagaimana niat menuntut ilmu dikatakan benar wahai Imam Ahmad? Beliau bersabda: Jika kamu berniat dalam mencari ilmu untuk mengangkat kebodohan pada diri sendiri dan kebodohan orang lain.”
Di bab ibadah saja banyak yang terpeleset di bab keikhlasan, apalagi dalam mencari ilmu. Terkadang melihat seseorang yang dikagumi dari segi ilmunya dan dipuji oleh masyarakat atas kehebatannya, maka diri sendiri juga merasa dimuliakan sedemikian rupa, maka saat itulah ikhlas tidak masuk ke dalam hati.
Oleh karena itu, kita sebagai umat Islam harus berusaha menjauhinya dan selalu berhati-hati agar tidak termasuk golongan ketiga yang akan pertama kali masuk Neraka Allah SWT di hari kiamat.
Sabda Rasulullah ﷺ dalam hadits yang artinya;
“… Orang berikutnya (yang diadili) adalah orang yang mencari ilmu dan mengajarkannya serta membaca Al-Qur’an. Dia dibawa dan ditunjukkan kesenangannya, jadi dia mengakuinya. Kemudian Allah bertanya kepadanya, perbuatan apa yang telah kamu lakukan dengan kesenangan-kesenangan itu?’ Dia menjawab, ‘Aku mencari ilmu dan mengajarkannya dan aku membaca Al-Qur’an hanya karena-Mu.’ Allah berkata, ‘Kamu pembohong! Kamu menuntut ilmu agar dikatakan alim (yang berilmu) dan kamu membaca Al-Qur’an agar dikatakan qari’ (pembaca Al-Qur’an yang baik). Itulah tepatnya yang dikatakan (tentang dirimu).’ Kemudian diperintahkan (malaikat) untuk menyeret wajahnya dan melemparkannya ke Neraka.’ (Ringkasan hadits tentang tiga golongan pertama yang akan masuk neraka Allah SWT diriwayatkan oleh Imam Muslim).
Akhir kata, marilah kita bersama-sama berusaha membenahi niat dan mensucikan diri hanya karena Allah SWT dalam melakukan segala amalan, khususnya dalam bab mencari ilmu sehingga pada akhirnya kita dapat memperoleh keridhaan Allah SWT di dunia dan akhirat. di akhirat.*/M Hafizi Rozali