Hidayatullah.com– Perusahaan-perusahaan teknologi Amerika Serikat penerima dana pemerintah akan dilarang mendirikan “fasilitas teknologi canggih” fi China selama satu dekade. Demikian diumumkan pemerintahan Presiden Joe Biden.
Kebijakan itu diambil seiring dengan rencan pemerintah AS untuk meningkatkan produksi semikonduktor domestik – “otak” dari berbagai perangkat elektronik kekinian mulai dari perabot rumah tangga sampai kendaraan – yang beberapa kebanyakan diproduksi di Asia. Pemerintah Biden menyediakan anggaran hampir $53 miliar untuk keperluan itu.
US Chips and Science Act (Chips), undang-undang yang diloloskan Kongres AS bulan Agustus, merupakan respon terhadap perselisihan teknologi antara Washington dan Beijing dan tuntunan perusahan-perusahaan AS agar diberikan sokongan pemerintah guna mengurangi ketergantungan komponen dari pabrikan China.
Departemen Perdagangan AS mengatakan pihaknya menunggu aplikasi sampai Februari tahun depan dari perusahaan yang berminat mendapatkan $39 miliar subsidi semikonduktor dari pemerintah untuk membangun pabrik baru di AS. Program pemerintah ini juga akan memberikan diskon pajak investasi 25% untuk pabrik chip yang akan mulai dibangun dari tahun 2023.
“Kami juga akan menerapkan pagar pembatas untuk memastikan mereka yang menerima dana Chips tidak dapat membahayakan keamanan nasional,” kata Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo seperti dilansir The Guardian Rabu (7/9/2022). “Mereka tidak diizinkan menggunakan uang ini untuk berinvestasi di China; mereka tidak dapat mengembangkan teknologi terdepan di China; mereka tidak dapat mengirim teknologi terbaru ke luar negeri.”
Chips Act memberikan total $280 miliar untuk manufaktur dan penelitian berteknologi tinggi, dan dirancang untuk meningkatkan daya saing AS terhadap China.
AS saat ini hanya memproduksi sekitar 10% dari pasokan semikonduktor dunia. Sebagian besar chip yang dipakai perangkat elektronik di dunia saat ini diproduksi di pabrik-pabrik di Taiwan dan Korea Selatan.
Pandemi Covid-19 memicu kekurangan pasokan chip komputer, bahkan menangguhkan produksi kendaraan di Inggris dan sejumlah negara lainnya, serta nyaris menghentikan produksi berbagai perusahaan teknologi dan perangkat elektronik lainnya.
Tidak hanya itu, kelangkaan chip mendongkrak dominasi China baik di sektor industri dan ekonomi maupun keamanan, termasuk tekanannya terhadap Taiwan.
Kondisi di atas mendorong dilakukannya ekspansi produksi semikonduktor di AS, Jepang serta Uni Eropa.*