Hidayatullah.com–Shalat tarawih menjadi salah satu pembeda dari warna khas bulan Ramadhan. Shalat yang dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wassalam di tiga hari awal Ramadhan ini menjadi salah satu sunnah yang dilakukan oleh umat Islam selama sebulan penuh di tiap Ramadhan tiba.
Yang menarik bahkan, ada masjid-masjid yang menjadikan tarawih menjadi salah satu ‘kendaraan’ untuk mengkhatamkan Al-Qur’an selama bulan Ramadhan. Hal ini tentunya sangat menguntungkan bagi jamaah yang mengikuti Shalat Tarawih di masjid tersebut. Selain mendapatkan pahala shalat, selama sebulan penuhpun dia mendapat pahala khatam Al Qur’an.
Masjid Al Hikmah di Mampang Jakarta Selatan contohnya. Masjid ini sudah terkenal dengan tradisi satu malam satu juz, artinya harus dikhatamkan di setiap shalat tarawihnya.
Biasanya memang orang yang tidak terbiasa dekat dengan Al Qur’an akan merasa lelah mengikutinya. Namun bagi mereka yang mengerti arti keutamaan Al Qur’an dan Ramadhan tentunya masjid-masjid seperti ini akan diburu untuk tidak dilewatkan setiap malam shalat tarawihnya.
Lain di Mampang lain di Depok. Tepat di tengah pesantren Hidayatullah. Di Masjid Ummul Quro Jl Kali Mulya Raya Kecamatan Sukma Jaya Depok ini tak beda dengan Masjid Al Hikmah. Di tempat inipun selalu mengkhatamkan 1 juz Al-Qur’an di setiap malam tarawihnya. Tradisi seperti ini sudah menjadi hal rutin bagi komunitas yang tumbuh dari binaan Almarhum ustad Abdullah Said ini.
Ada pula di Masjid Jami Kebon Jeruk. Masjid yang dikenal sebagai pusat dari aktivitas Jamaah Tabligh ini juga selalu mengkhatamkan 1 juz Al Qur’an setiap malam.
“1 Juz itu dibagi ke dalam 20 rakaat shalat tarawih di tambah 3 witir, jadi di masjid ini shalat tarawihnya 23 rakaat,” jelasnya ustad Cecep Firdaus Syuro dari Jamaah Tabligh Indonesia.
Selain ketiga masjid di atas, ada pula Islamic Center Iqro Pondok Gede yang juga selalu melakukan khatam 1 juz Al Qur’an di setiap shalat tarawihnya.
Jadi jika setiap malam dilewati dengan 1 Juz Al Qur’an maka secara otomatis jamaah akan khatam al-Qur’an bersama-sama saat hari Idul Fitri tiba.
Inilah warna-warni Ramadhan di tanah air. Setelah siang hari para hamba Allah mencari nafkah memenuhi tanggung jawab layaknya singa padang pasir, di malam hari, mereka berlomba-lomba mendekatkan diri pada Allah Azza Wajalla, seperti syair dari Nada Murni berjudul “Sunnah Para Pejuang”
malamnya bagai rahib merintih sayu
diiris dosa air mata
siangnya bagaikan singa di rimba
memerah keringat
meluah tenaga
Semoga semangat untuk mengkhatamkan Al Qur’an dalam diri kita terus tertanam sebagai ambisi akhirat kita baik dibulan Ramadhan ataupun sesudahnya.*