Hidayatullah.com–Ada banyak hal positif ketika memiliki jaringan pertemanan luas. Jika hal tersebut terus dibina, akan bermanfaat dalam menguatkan persaudaraan. Bisa jadi, perkenalan yang tak terduga menjadi awal gerakan umat yang lebih besar.
Pemikiran tersebut disadari oleh peserta Pesantren Kilat untuk karyawan dan umum, Sanlat for Executive 2014, Remaja Islam Sunda Kelapa (RISKA), di Hotel Aila, Cikini, Jakarta, belum lama ini.
Sebelum acara ditutup, para peserta yang berasal dari beragam profesi itu sepakat membuat group komunikasi melalui WhatsApp, aplikasi pengirim pesan smartphone lintas platform.
Dibentuknya group tersebut karena dinilai memudahkan untuk berbagi informasi.
Sebagian besar peserta Sanlat ternyata sudah menggunakan fasilitas tersebut.
“RISKA memfasilitasi pembuatan group WhatsApp. Teman-teman bisa menunjuk koordinator. Disini kita bisa saling komunikasi jika teman-teman ingin mengadakan silaturahim setelah lebaran. Atau mungkin juga ada yang mau mengadakan kajian dengan Ustadz, silahkan,”kata Herichan, pemandu acara yang bertemakan “Muslim Global: Menembus Batas, Menggapai Sukses”.
Selanjutnya terungkap keinginan mengejar berbagai kajian keislaman, terutama kajian akidah. Materi tersebut dirasa penting sebagai fondasi keimanan.
Salah seorang peserta mengatakan, sayang sekali jika ide-ide yang sudah disampaikan pembicara tidak ditindaklanjuti.
Dengan WhatsApp, diharapkan ide-de yang dilontarkan, bisa terdiskusikan lebih cepat. Gerakan mereka juga lebih terkoordinir.
Sebagaimana diketahui, RISKA menampilkan pembicara seperti Marwah Daud Ibrahim (penulis buku “Mengelola Hidup dan Merencanakan Masa Depan), Peggy Melati Sukma (artis), Ahmad Fuadi (Penulis best seller “Ranah Tiga Warna”).
Acara semakin semarak dengan kedatangan Syeikh Thariq Appleby. Pria asal Cape town, Afrika itu meyakinkan peserta untuk istiqomah di jalan dakwah.
Ketua Sanlat, Bagja Pratama, mengharapkan ada gerakan nyata yang bisa dilakukan para alumni. Keahlian peserta Sanlat yang beragam bisa dimanfaatkan untuk membuat gerakan kepedulian.
“Sehingga tidak hanya berhenti pada mengejar kajian, tapi juga gerakan yang bisa memajukan umat,”ulasnya.
Diharapkan media sosial mengeratkan persaudaraan ke 77 peserta Sanlat. Misalnya ketika salah satu pembicara, Fatih Karim, CEO dan Pendiri Cinta Quran, menyarankan peserta untuk mengikuti berbagai kajian yang memupuk keimanan.
“Banyak yang tidak tahu kalau leasing mobil, motor itu riba. Kenapa ? Karena dalam satu akad ada dua transasksi, pembelian dan penyewaan. Kita sudah beli mobil, tapi BPKB-nya kok ditahan. Lalu kalau kita tidak bisa bayar cicilan, mobil kita diambil, padahal kan kita sudah beli. Lho, ini beli atau sewa?”jelas Fatih pada malam sebelumnya.*