Hidayatullah.com–Maraknya isu penggunaan teknologi yang digunakan kelompok ekstremis untuk merekrut anak muda melalui internet meresahkan banyak pihak.
Merespon hal tersebut Presiden ASEAN Young Leaders Forum (AYLF) Indonesia, Adhe Nuansa Wibisono, menyatakan sudah saatnya organisasi kepemudaan menyebarkan narasi tandingan agar pemuda tidak terjebak ideologi radikal.
“Melalui fenomena Jihad Selfie misalnya kita bisa melihat bagaimana media sosial seperti Facebook, Whatsapp dan Twitter mengubah cara berpikir kaum muda. Pemuda Akbar yang sedang mencari jati diri kemudian melihat aksi radikalisme ISIS di Suriah menjadi sesuatu yang sangat heroik”, kata Wibisono, Rabu (05/04/2017) di Jakarta.
“Belum lagi kasus Bom panci Bekasi dan Bom Majalengka yang para pelakunya direkrut secara online dan belajar membuat bom dari situs-situs radikal seperti situs Bahrun Naim. Organisasi kepemudaan harus menyebarkan counter-narratives merespon gejala radikalisme ini,” tegasnya.
ASEAN Young Leaders Forum kemudian mendorong proses tumbuhnya nilai toleransi dan perdamaian di kalangan pemuda di Asia Tenggara.
“Anak muda adalah elemen penting dalam masyarakat ASEAN. Jumlah penduduk usia muda di ASEAN sekitar 162,1 juta orang atau sekitar 25,7 persen dari jumlah penduduk ASEAN. AYLF memberikan perhatian besar untuk mempromosikan nilai toleransi dan perdamaian kepada anak muda lintas negara di ASEAN,” ungkap Presiden AYLF Indonesia tersebut.
Wibisono kemudian meyampaikan rekomendasi AYLF untuk menangkal penyebaran ideologi radikal di kalangan anak muda, “Untuk menangkal ideologi radikal, AYLF menyerukan agar para pemuda ASEAN membangun nilai bersama berdasarkan nilai-nilai relijius dan budaya Nusantara yang moderat dan toleran.”
“AYLF juga kemudian menyiapkan berbagai platform dan program untuk menguatkan nilai perdamaian di kawasan. Program tersebut diantaranya adalah Kampanye Perdamaian, Dialog antar-agama, Festival Film Pendek ASEAN dan puncaknya adalah ASEAN Youth Annual Conference,” tegas Wibisono yang juga menjabat sebagai Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri PP KAMMI.
“Selain itu juga AYLF dibentuk untuk menguatkan hubungan kerjasama antar pemuda dalam bidang kepemimpinan, sosial-budaya dan ekonomi di ASEAN. AYLF juga diharapkan menjadi platform bersama untuk menyiapkan pemimpin muda masa depan ASEAN di tingkatan global,” pungkasnya.
AYLF adalah platform kerjasama pemuda antar-negara di ASEAN yang dideklarasikan di Bandung pada November 2014. AYLF terdiri dari berbagai organisasi kepemudaan di ASEAN yang mengedepankan nilai kepemimpinan, perdamaian dan toleransi.
Organisasi anggota AYLF diantaranya adalah KAMMI, Pemuda PUI, Pemuda Al-Irsyad, FSLDK Nasional, IKRAM Malaysia, FMSA Singapura, dan Organisasi Kepemudaan Muslim di Thailand, Filipina, Kamboja dan Srilanka.*/kiriman dari Adhe Nuansa Wibisono