Hidayatullah.com– Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tak henti dihujani kritik oleh media. Teranyar yang sedang viral, mantan Mendikbud itu dikritik Majalah Tempo edisi 11-17 November 2019. Meski demikian, seperti biasanya, Anies tak bersikap reaktif dan marah menanggapi setiap kritik terhadapnya.
Bahkan, Anies justru terlihat senang mendapatkan kritik dari media tersebut. Anies mengucapkan terima kasih atas kritik yang disampaikan kepadanya.
Anies menilai, kritik media terhadapnya merupakan bagian daripada demokrasi di Indonesia. Anies pun tak sungkan meminta agar kinerjanya di pemerintahan terus diawasi.
“Terima kasih Tempo telah jalankan tugasnya sbg pilar keempat demokrasi. Semoga perbaikan sistem yg sdg berjalan bisa segera kami tuntaskan. Terus awasi kami yg sdg bertugas di pemerintahan… Karikaturnya boleh juga. Kalau tidak begitu bukan Tempo namanya. ??? #ABW,” tulis Anies lewat akun resminya di Twitter @aniesbaswedan, Ahad (10/11/2019) pantauan hidayatullah.com dari Jakarta malam ini.
Dalam kicauannya itu, Anies sekaligus mengunggah gambar cover Majalah Tempo yang menampilkan karikatur sosok seperti Anies yang diilustrasikan seakan terjerat dalam kaleng yang isi dan kemasannya seperti merek sebuah lem yang isunya sedang viral.
Media tersebut menulis judul besar sebagai headline, “Aib Anggaran Anies”.
Warganet mengapresiasi Anies dalam menyikapi kritikan tersebut.
“Subhanallaaahh….luar biasa.. Sy ampe merinding…gubernur rasa presiden memang nyata… Sehatt trs bpk… semoga Allahh mmberi kmudahan disetiap langkahh bpk ..!!!” tulis Nidha @Nidha29577690 mengomentari kicauan Anies tersebut.
Ronald Ilyas N @narpatisuta mengomentari, “Jempolan bos. pejabat publik jangan tipis kuping. teruslah bekerja untuk kemakmuran rakyat!”
“Jangan jadi gubernur Jakarta, Jakarta itu berat, kamu gak akan kuat. Biar mas gub Anies ajah ?,” tulis Kakak Ciss @topesuspend.
Baca: Anies Nilai Berpikir Kritis Salah Satu Upaya Tangkal Hoax
Kritikan media tersebut terkait anggaran lem Aibon yang menjadi viral. Sebelumnya Gubernur Anies telah menegaskan bahwa tak mungkin membeli lem Aibon seharga Rp 82,8 miliar sebagaimana dalam rencana Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) DKI 2020.
Anies mengaku menemukan sejumlah kejanggalan lain dalam rencana anggaran tersebut. Misalnya, sebut Anies kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (30/10/2019), ia menemukan anggaran beli ballpoint Rotring senilai Rp 35 miliar dan ATK Rp 1,6 triliun. Kejanggaalan-kejanggalan itu akan dikoreksi oleh Anies. “Ini salahnya sistem karena mengandalkan manusia,” ujarnya kutip media.
Anies mengaku sudah mengecek rencana anggaran satu demi satu. Ia juga menyampaikan keanehan anggaran kepada bawahannya. Anies menyebut hal seperti ini terus berulang bertahun-tahun karena sistemnya bermasalah. Sehingga, Anies ingin sistemnya diubah.*