Hidayatullah.com– Cadangan sejumlah logam langka, seperti kobalt dan nikel dan banyak lainnya, banyak terdapat di dasar laut zona eksklusif Jepang, kata para peneliti.
Sekarang, rencana percobaan untuk mengumpulkan nodul (konkresi mineral) mangan di perairan yang terletak hampir 2.000 kilometer ke arah tenggara dari Tokyo itu sedang digarap. Harapannya, upaya pengambilan logam dari dasar laut itu akan dimulai paling dini tahun 2025, sebelum kemudian dikomersialisasikan, lapor Asahi Shimbun Ahad (23/6/2024).
Nodul mangan yang kaya akan kobalt, nikel dan logam langka lainnya, ditemukan terkonsentrasi di dasar laut dekat Minami-Torishima, pulau terluar di timur Japan, menurut pengumuman yang disampaikan pada 21 Juni oleh Universitas Tokyo dan Nippon Foundation.
Satu tim peneliti melakukan survei dari bulan April sampai Juni untuk mengambil sampel mineral yang tersebar di dasar laut dengan kedalaman antara 5.200 dan 5.700 meter di lepas pantai pulau tersebut, yang merupakan bagian dari gugusan pulau Ogasawara.
Berdasarkan survei dasar laut seluas 10.000 meter persegi, para peneliti memperkirakan di sana terdapat sekitar 230.000.000 ton nodul mangan.
Nodul mangan itu diperkirakan mengandung sekitar 610.000 ton kobalt atau setara konsumsi domestik Jepang 75 tahun, serta 740.000 ton nikel yang cukup untuk memenuhi rata-rata kebutuhan Jepang selama 11 tahun.
Dalam upaya percobaan yang dimulai 2025, peneliti akan mengumpulkan sekitar 2.500 ton nodul mangan setiap harinya dengan target 3 juta ton per tahun.
Kobalt, nikel dan logam langka lainnya dibutuhkan untuk pembuatan kendaraan elektronik, ponsel pintar dan produk lain yang menggunakan elektronika canggih.
Jepang selama ini mengimpor bahan-bahan itu, karena sumbernya kebanyakan terkonsentrasi di Afrika dan Australia.
Yasuhiro Kato, seorang profesor pakar ilmu kandungan mineral dalam bumi di Universitas Tokyo, mengatakan kobalt dan nikel sangat penting artinya bagi keamanan ekonomi.*