Hidayatullah.com – Ratusan warga Palestina di kota Nablus, Tepi Barat, memberikan penghormatan terakhir kepada aktivis berdarah Turki-Amerika, Aysenur Ezgi Eygi, yang ditembak mati oleh pasukan ‘Israel’ pada Jumat (07/08/2024).
Para pelayat berarak berjalan kaki sambil membentangkan foto Eygi dan meneriakkan slogan-slogan yang mengutuk tindakan ‘Israel’.
Jenazah Eygi yang dipanggul di pundak dibungkus dengan bendera Palestina, dengan kepala ditutupi dengan keffiyeh tradisional Palestina.
Arakan jenazah Eygi dimulai dari Rumah Sakit Pemerintah Rafidia di Nablus pada hari Senin, dengan para pelayat berjalan melalui beberapa jalan sebelum nantinya akan dibawa ke Turki.
Para pelayat kemudian melaksanakan shalat jenazah dipimpin oleh Gubernur Nablus Ghassan Daghlas, dengan partisipasi para pemimpin dari berbagai faksi Palestina dan masyarakat umum.
Eygi, 26 tahun, seorang aktivis perempuan berkewarganegaraan ganda Turki dan Amerika Serikat, ditembak mati oleh pasukan ‘Israel’ dalam sebuah demonstrasi pada Jumat menentang pemukiman ilegal Israel di kota Beita di Tepi Barat yang diduduki.
Pada hari Senin, juru bicara Kementerian Luar Negeri Turki, Oncu Keceli, menyatakan bahwa negaranya sedang berupaya untuk memfasilitasi penyerahan jenazah Eygi.
“Kami melanjutkan pekerjaan yang diperlukan untuk menyerahkan jenazah warga negara kami Aysenur Ezgi Eygi, yang dibunuh oleh tentara Israel di Tepi Barat, kepada keluarganya untuk dimakamkan,” tulis Keceli di X.
Militer ‘Israel’ belum memberikan komentar mengenai detail kejadian atau hasil otopsi.
Pembunuhan Eygi mengingatkan kita pada kasus jurnalis Amerika-Palestina, Shireen Abu Akleh, yang dibunuh dengan cara yang sama pada tahun 2022.
Ia menjadi aktivis Gerakan Solidaritas Internasional (ISM) ketiga yang dibunuh oleh pasukan ‘Israel’ ketika melakukan protes damai terhadap pendudukan ‘Israel’, pemukiman ilegal Yahudi, dan pelanggaran hak asasi manusia setelah Rachel Corrie pada tahun 2003 dan Tom Hurndall pada tahun 2004.*