Hidayatullah.com—Sebanyak 230 anak Palestina telah ditangkap Israel sejak awal tahun ini, kata Masyarakat Tahanan Palestina (PPS), hari Ahad dalam sebuah laporan. Kelompok HAM mengatakan, kebanyakan penangkapan terjadi di Yerusalem, lapor Anadolu Agency.
Laporan kasus ini datang hanya sehari sebelum Hari Anak Palestina, yang dirayakan setiap tahun pada tanggal 5 April dengan kegiatan budaya, pendidikan, dan media yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang penderitaan anak-anak Palestina, “yang tidak memiliki hak paling dasar akibat pendudukan Israel”, menurut kantor berita resmi Palestina WAFA.
Penangkapan terkonsentrasi di kota Baitul Maqdis (Yerusalem) yang diduduki, kata PPS, yang memantau kondisi tahanan di penjara Israel. Kelompok hak asasi mengatakan bahwa para tahanan sering dibebaskan dengan jaminan atau dengan memindahkan mereka ke tahanan rumah, tanpa menyebutkan jumlah mereka yang dibebaskan.
Anak-anak yang dipenjara menjadi sasaran berbagai bentuk pelecehan, termasuk tidak diberi makan atau minum selama berjam-jam, pelecehan verbal dan ditahan dalam kondisi yang keras, katanya. Cabang Pertahanan untuk Anak Internasional (DCI) Palestina mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa 85% dari anak-anak yang ditangkap tahun lalu “menjadi sasaran kekerasan fisik.”
Organisasi tersebut, sebuah gerakan global yang mempromosikan hak-hak anak, juga mencatat bahwa mereka telah mendokumentasikan 27 kasus di mana pasukan pendudukan menahan anak-anak di sel isolasi dengan alasan tujuan investigasi selama dua hari atau lebih pada tahun 2020, menambahkan bahwa praktik tersebut sama dengan “penyiksaan atau perlakuan kejam, tidak manusiawi atau merendahkan martabat. ”
Baca Juga
Gerakan global tersebut mengatakan bahwa mereka mendokumentasikan penerbitan perintah penahanan administratif tanpa dakwaan atau pengadilan terhadap 36 anak sejak Oktober 2015. Menurut gerakan itu, bahwa pendudukan tersebut menewaskan sembilan anak di Tepi Barat dan Jalur Gaza pada tahun 2020.
Penahanan administratif memungkinkan otoritas penjajah memperpanjang penahanan seorang narapidana tanpa dakwaan setelah berakhirnya hukuman, yang berkisar antara dua hingga enam bulan. Diperkirakan 4.400 warga Palestina diyakini ditahan di penjara Israel, termasuk 39 wanita dan 350 tahanan administratif, menurut data resmi Palestina.*
