Hidayatullah.com– Taiwan diharapkan akan memiliki akses ke layanan internet satelit orbit rendah bumi pada akhir bulan ini, sebagai langkah antisipasi jika terjadi serangan China yang melumpuhkan jalur komunikasi pulau tersebut.
Layanan ini diwujudkan melalui kontrak antara perusahaan telekomunikasi utama Taiwan, Chunghwa, dan perusahaan Inggris-Eropa, Eutelsat OneWeb, yang ditandatangani tahun lalu, setelah upaya untuk mendapatkan akses ke layanan Starlink milik Elon Musk gagal.
Wakil presiden Chunghwa, Alex Chien, mengatakan layanan 24 jam diharapkan tersedia pada akhir bulan. Akses komersial akan tersedia begitu bandwidth yang dibutuhkan tercapai.Taiwan terus-menerus digempur serangan siber, dan beberapa dari 15 kabel bawah laut yang menghubungkan negara ini dengan pulau-pulau terluarnya telah terputus beberapa kali, biasanya karena tidak sengaja tersangkut kapal-kapal yang melintas di perairan sekitarnya.
Dr Shen Ming-Shih, direktur divisi keamanan nasional di wadah pemikir yang disokong pemerintah Taiwan, Institute for National Defense and Security Research, mengatakan Starlink enggan melayani Taiwan karena Elon Musk memikirkan hubungan bisnisnya dengan China, mengingat pabrik terbesar Tesla berada di negeri panda itu.
Shen mengatakan penyediaan layanan internet satelit oleh Eutelsat OneWeb bagi Taiwan sangat signifikan, tetapi tidak memenuhi semua kebutuhan.
“Satelit orbit rendah yang dibantu oleh Inggris setidaknya dapat memenuhi kebutuhan Taiwan saat ini, tetapi satelit tersebut masih dapat diganggu atau diputus,” katanya.
“Penting untuk mengembangkan sistem tambahan, seperti kabel bawah laut, satelit orbit rendah dari negara lain, dll.”
Presiden Taiwan sebelumnya, Tsai Ing-wen, menjanjikan hampir $10 miliar untuk pengembangan industri luar angkasa nasional, termasuk jaringan internet satelit domestik. Taiwan berencana meluncurkan satelit pertama dari dua satelit komunikasinya pada tahun 2026.
Proyek ini dapat dicapai, kata kepala operasi perusahaan analisis geospasial, IngeniSPACE, Jason Wang, kepada The Guardian Selasa (15/10/2024).
“Tidak diragukan lagi bahwa Taiwan dapat memproduksi satelit. Pertanyaannya adalah apakah mereka dapat melakukannya dalam skala besar dan mengirimkannya ke luar angkasa dengan cukup cepat,” kata Wang.
Tidak hanya itu, Taiwan juga harus dapat mengganti satelitnya dengan cepat, imbuh Wang, kalau-kalau satelitnya menjadi sasaran saat terjadi konflik.
“Itu juga menjadi pertanyaan bagi pemain komersial, seperti OneWeb dan lainnya,” imbuhnya.*