Hidayatullah.com– Seorang remaja putra berusia 18 tahun yang diduga merencanakan serangan terhadap wanita telah didakwa dalam kasus pertama di negara Prancis terkait rencana teror berlatar belakang gerakan misoginis “incel”.
Dilansir AFP, hari Rabu (2/7/2025) sebuah sumber yang dekat dengan investigasi mengatakan bahwa tersangka bernama Timothy G diringkus pada hari Jumat pekan lalu oleh aparat keamanan dari DGSI, di dekat sebuah sekolah menengah atas di kota Saint-Etienne.
Menurut sumber yang dekat dengan kasus tersebut, saat ditangkap di dalam tas tersangka ditemukan dua bilah pisau dan dia mengidentifikasi dirinya sebagai anggota subkultur “incel,” (kependekan dari involuntary celibate) alias jomblo terpaksa alias terpaksa tidak punya pasangan.
Gerakan “incel” merupakan subkultur yang muncul di internet yang mengagungkan dominasi kaum Adam (misogini), di mana kaum pria kerap menyalahkan kaum wanita dan feminisme sebagai penyebab kegagalan mereka dalam percintaan. Mereka biasanya menarget wanita yang mereka anggap menarik atau aktif secara seksual.
Kantor kejaksaan anti-terorisme nasional PNAT mengatakan investigasi dibuka pada hari Selasa atas seorang pria berusia 18 tahun yang mengklaim sebagai bagian dari gerakan incel.
Dia didakwa dengan tuduhan konspirasi teroris dengan maksud mempersiapkan satu atau lebih kejahatan terhadap orang lain dan orang tersebut sudah ditempatkan di dalam tahanan, kata PNAT.
Keterlibatan pihak kejaksaan khusus kasus terorisme mengindikasikan bahwa aparat Prancis mengakui kasus kekerasan berdasarkan gender seperti ini sebagai bentuk terorisme.
Selasa malam, Timothy G dihadirkan ke hadapan hakim, yang memerintahkan supaya dia dimasukkan ke dalam sel tahanan.
Menurut seorang jurnalis AFP, remaja itu tampak pemalu, wajahnya nyaris tanpa ada rambut dan memiliki postur tubuh ramping.
Pengacara Maria Snitsar menggambarkan kliennya itu sebagai “remaja yang menderita, dan bukan seorang petempur yang siap beraksi”.
Menurut sebuah sumber yang dekat dengan kasus itu, remaja tersebut bercita-cita menjadi seorang insinyur dan senang melihat video-video misoginis di media sosial terutama TikTok.
Menurut sebuah sumber lain, ini untuk pertama kalinya PNAT diamanahkan untuk menyelidiki seorang lelaki yang mengidentifikasi dirinya sebagai bagian dari subkultur incel.*