Hidayatullah.com– Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi menyatakan keprihatinan Indonesia atas perubahan sikap sejumlah negara terkait penjajahan Zionis “Israel” terhadap bangsa Palestina.
“Indonesia sangat prihatin dengan perubahan sikap beberapa negara yang bertentangan dengan berbagai resolusi PBB yang seharusnya dihormati dan menjadi dasar penyelesaian konflik Israel-Palestina,” ujar Menlu dalam pernyataan pers tahunannya di Jakarta, Rabu (09/01/2019), meskipun tak menyebut negara-negara dimaksud dalam pernyataan pers tahun 2019 itu.
Baca: Wakil RI di PBB: Pengakuan AS atas Yerusalem Ilegal dan Harus Ditolak
Menurut Menlu, di bidang perdamaian, isu Palestina terus menjadi salah satu prioritas politik luar negeri Indonesia.
“Indonesia akan terus berada di barisan depan dalam membantu perjuangan rakyat Palestina. Keberpihakan Indonesia terhadap Palestina tidak pernah surut. Keberpihakan tersebut justru dipertebal pada tahun 2018,” sebutnya.
Baca: Hormati Kunjungan Yahya C Staquf, Konser Koolulam Digelar di Yerusalem
“Keberadaan Konsul Kehormatan Indonesia di Ramallah telah berkontribusi pada upaya meningkatkan hubungan ekonomi dengan Palestina,” sebutnya juga.
Diketahui sebelumnya, Juni 2018 lalu, Amerika Serikat melalui Duta Besar untuk PBB, Nikki Haley, memveto resolusi DK PBB yang menuntut perlindungan internasional terhadap rakyat Palestina dan mengecam kekerasan Zionis “Israel” atas rakyat Gaza, Palestina.
Desember kemarin, Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengkonfirmasi bahwa pemerintahannya akan mengakui Yerusalem Barat (Baitul Maqdis) sebagai ibu kota Zionis “Israel”.
“Australia sekarang mengakui Yerusalem Barat, di mana Knesset dan banyak institusi pemerintahan berada, adalah ibu kota Israel,” kata Morrison di Sydney, Sabtu (15/12/2018), meskipun demikian, dia mengatakan Kedutaan Australia tidak akan dipindahkan dari Tel Aviv sampai kesepakatan perdamaian dicapai.*
Baca: Mahathir Kecam Keputusan Australia Akui Yerusalem Barat