Hidayatullah.com–Militer penjajah ‘israel’ memerintahkan penyelidikan kejahatan satu serangan udara yang paling mematikan dalam perang musim panas lalu di Jalur Gaza – di mana menewaskan 24 orang dari satu keluarga, sebagian besar dari mereka anak-anak– demikian dikutip Arab News, dari The Associated Press.
Investigasi itu adalah salah satu dari delapan penyelidikan kejahatan yang diumumkan pada Sabtu malam kemarin, sehingga total investigasi sejenis menjadi 13.
Kasus baru lainnya termasuk dugaan penjarahan, pembunuhan dua sopir ambulans dan pembunuhan seorang pria warga Gaza yang membawa bendera putih.
Militer ‘israel’ mengatakan menutup tujuh kasus lain berupa dugaan pelanggaran yang dilakukan para tentaranya setelah peninjauan ulang secara internal, sedangkan 85 insiden masih sedang diperiksa.
Militer mengatakan berkomitmen untuk meninjau, menyelidiki dan memeriksa “insiden-insiden luar biasa” yang mungkin terjadi selama perang 50 hari melawan Hamas pada bulan Juli dan Agustus.
Kelompok-kelompok hak asasi manusia ‘israel’ telah menuntut penyelidikan perang secara independen.
Sarit Michaeli dari kelompok hak asasi israel B’Tselem mengatakan bahwa kerugian lebih banyak dialami warga sipil Palestina sebagai akibat dari kebijakan perang zionis ‘yang dibuat oleh para komandan militer berpangkat tinggi dan oleh para pejabat pemerintah’. Penyelidikan polisi militer atas insiden tertentu “tidak bisa berurusan dengan masalah,” katanya.
Salah satu penyelidikan yang terbaru fokus pada serangan udara atas rumah keluarga Abu Jamea pada 20 Juli. Rumah itu penuh dengan anggota keluarga yang bersiap-siap untuk buka puasa pada bulan Ramadhan, kata para korban yang selamat.
Serangan itu menewaskan 24 anggota keluarga, kata para kerabat mereka yang tewas. The Associated Press diberi 23 sertifikat kematian, termasuk 18 anak-anak berusia antara enam bulan hingga sembilan tahun.
Target sebenarnya adalah Ahmed Sahmoud, seorang komandan Hamas lokal yang tewas dalam serangan tersebut.
Pihak militer mengatakan bahwa ada “kecurigaan yang masuk akal” serangan itu melanggar aturan militer.*