Hidayatullah.com–Pakar TI nasional, Michael S. Sunggiardi mengatakan, untuk mencegah merebaknya pornografi, konten pembelajaran harus ditingkatkan. Salah satu caranya adalah melibatkan ekosistem EDUKU yang bersirkulasi antara peran sekolah, Jardiknas-Pustekkom, IT-nya di Diknas, ada komunitas, kemudian ada pemerintah yang bisa membantu sosialisasi dan menyediakan teknologinya.
“Sekarang warnet kan terkenal dengan pornografi, bahkan ada yang menyebut sarang teroris, maka sekarang dengan ekosistem ini diharapkan akan mengubah konsep tersebut,” kata Michael Sunggiardi, yang ditemui Hidayatullah.com di Kota Bogor, Jawa Barat.
Tim Ahli Jardiknas-Pustekkom Depdiknas ini menjelaskan, dengan menerapkan ekosistem ini akan membantu sekolah dalam pengayaan pendidikan. Ekosistem dengan sistem TI ini lebih kepada pendidikan atau pengayaan konten pembelajaran pada peserta didik.
“Pemblokiran situs porno harus. Karena memang semua negara juga begitu. Di Amerika sekalipun terjadi pemblokiran konten pornografi,” katanya.
Menurut Michael, kebijakan pemblokiran situs porno sudah benar, tapi harus dicari cara yang paling optimal karena di sisi lain sebetulnya ada hal-hal yang positif yang bisa diambil dari yang sesungguhnya negatif.
“Sebab, ketika dibilang jangan, orang akan semakin senang dan penasaran untuk mencar-cari celah,” ujar Tim Ahli Pustekkom Depdiknas ini. Dia menambahkan, yang terpenting dalam masalah blokir konten pornografi adalah pribadi masing-masing.
“Kalau Undang-Undang saja, jelas tidak akan menolong,” ujarnya.
Pemerintah Kota Bogor menyelenggarakan acara Sosialisasi Internet Sehat, Aman. E-Duku, dan Demo e-Votting Bagi Guru TIK/Guru di Lingkungan Sekolah Pemerintah Kota Bogor (Dishubkominfo) di Balaikota Kota Bogor, Jawa Barat, kemarin.
Pada acara tersebut diadakan pula presentasi tentang sistem jaringan internet yang aman dengan memaparkan konsep E-DUKU yang diintegrasikan dengan program internet kota, sehat, dan aman di Kota Bogor. [ain/hidayatullah.com]