Hidayatullah.com–Tidak mudah menjalankan lembaga amal Islam internasional sebesar Islamic Relief, karena selalu ada tantangan termasuk tudingan dari negara-negara Barat sebagai pendukung aksi teror.
Menurut Sekretaris Jenderal International Islamic Relief Organization, Saudi Arabia (IIROSA) Adnan Khalil Basha, organisasi yang dipimpinannya beserta organisasi lain yang sejenis, secara tidak adil dikait-kaitkan dengan terorisme.
Dalam konferensi pers di kantor pusat IIROSA di Jeddah, Ahad (01/4), Basha menegaskan bahwa tidak ada putusan pengadilan yang mendakwa organisasinya dan badan-badan amal Islam lain.
Basha mengatakan, IIROSA selama ini bekerja memerangi kemiskinan, buta aksara dan kejahilan yang menggiring pada ekstrimisme dan kemudian terorisme.
Pernyataan itu dikemukakan Basha saat mengumumkan pertemuan sidang umum ke-6 yang akan diselenggarakan pada hari Kamis pekan ini, di bawah pimpinan Sekretaris Jenderal Liga Muslim Dunia Abdullah bin Abdul Muhsin Al-Turki.
IIROSA berharap dukungan pemerintah Saudi dalam mengatasi kesulitan transfer dana untuk membiayai proyek kemanusian mereka di luar negeri.
Rencananya ke depan, organisasi-organisasi amal akan dikumpulkan dalam satu wadah, dengan dukungan dari Organisasi Konferensi Islam. Sekarang, ide tersebut masih dalam penjajakan.
Sidang umum akan dihadiri oleh para menteri, cendikiawan Muslim dan tokoh-tokoh terkemuka dari Saudi, Maroko, Yaman, Thailand, Nigeria, India, Kenya, Uganda, Sudan dan lain-lain.
Para peserta akan memeaparkan ide-ide mereka dalam upaya meningkatkan dan mengembangkan kinerja lembaga-lembaga amal Islam.*