Hidayatullah.com–Mantan panglima militer Serbia Bosnia, Jenderal Ratko Mladic menyatakan tidak memerintahkan pembantaian 8000 warga Muslim Bosnia tahun 1995, kata putranya Darko Mladic.
Darko mengeluarkan pernyataan bantahan satu hari sebelum ayahnya mengajukan banding untuk melawan putusan yang menyerahkan dia ke mahkamah kejahatan perang di Den Haag, Belanda.
Darko Mladic berbicara setelah membesuk ayahnya di sel tahanan pengadilan kejahatan perang Serbia.
”Dia mengatakan apa pun yang dilakukan di Srebrenica, dia tidak terlibat,” kata Mladic.
”Dia menyelamatkan begitu banyak wanita, anak-anak dan pejuang… Perintahnya pertama-pertama adalah mengevakuasi orang yang terluka, wanita, dan anak-anak dan kemudian pejuang. Siapa pun yang melakukan di belakangnya, dia tidak terlibat,” tambahnya.
Rezim pengkhianat
Jasad ratusan korban pembantaian Srebrenica diidentifikasi oleh tim internasional.
Pernyataan Mladic yang disampaikan putranya tersiar ketika massa pendukung sang jenderal akan mengadakan demonstrasi di ibukota Serbia, Beograd, untuk menyuarakan penentangan mereka atas penahanan Mladic dan kemungkinan dia diekstradisi.
Demonstrasi hari Ahad akan berlangsung di luar gedung parlemen di Beograd.
Kelompok ultrakanan 1389 mengajak pendukungya ”memperlihatkan kepada rezim pengkhianat ini bahwa kita tidak takut dengan ancaman dan penindasan mereka dan kita siap membela para pahlawan Serbia”.
Hari Sabtu (28/5), pengacara Jenderal Mladic, Milos Saljic mengatakan kliennya tahu dia akan diserahkan kepada pengadilan kejahatan perang PBB di Den Haag.
Saljic mengatakan akan mengajukan banding hari Senin, setelah pengadilan menetapkan Mladic dalam kondisi yang layak untuk diekstradisi.
Bagi sebagian warga Serbia, jagal pembantaian Muslim Bosnis ini tetap pahlawan nasional.
Dia ditangkap di desa Lazarevo, sekitar 80km utara Beograd, Kamis dini hari.
Aparat Serbia berjanji untuk memburu orang-orang yang membantu dia lolos dari deteksi.
Jaksa kejahatan perang Serbia Vladimir Vukcevic mengatakan kepada AFP, ”Dengan menyembunyikan Mladic, mereka menimbulkan kerugian serius bagi negara ini. Menyembunyikan buron dari pengadilan Den Haag adalah kejahatan serius.”
Sebagaimana diketahui, tragedi Srebrenica 11 Juli 1995 ditengarai menyebabkan sekitar 8000 umat Muslim dibantai secara kejam oleh Serbia, dibawah pemerintahan penjahat perang Slobodan Milosevic.
Sementara itu, lebih 200.000 Muslim Bosnia menjadi korban kekejaman pasukan Serbia selama peperangan berlangsung, dan sekitar 20.000 Muslimah menjadi korban perkosaan yang dilakukan secara sistematis oleh pasukan Serbia.
Pembantaian Muslim Bosnia oleh pasukan Serbia selama perang Balkan yang berlangsung pada tahun 1992-1995 oleh dunia disebut sebagai kejahatan perang terburuk di Eropa setelah Perang Dunia II.
Pembantaian 8.000 lelaki dan remaja Muslim di Srebrenica terjadi karena ketidakmampuan pasukan Belanda yang diberi mandat PBB untuk menjaga kamp pengungsi di Srebrenica. Setelah pasukan Serbia berhasil menguasai Srebrenica, mereka mulai memisahkan laki-laki berusia 12-77 tahun untuk diinterogasi, yang sebenarnya awal dari pembantaian terhadap warga Muslim. Selama lima hari, pasukan Serbia dipimpin Jenderal Ratko Mladic dengan bantuan pasukan paramiliter Serbia yang dikenal sebagai pasukan Scorpion, dan dengan leluasa melakukan pembantaian terhadap lelaki dewasa dan anak-anak lelaki Muslim.
Pembantaian kini menjadi salah satu dakwaan utama terhadap Jenderal Mladic. Hari
Kamis (26/5) ia ditahan setelah hidup dalam pelarian selama sekitar 16 tahun. *
Foto: Jenderal Mladic, saat berkuasa dan sesudah ditangkap