Hidayatullah.com—Pasukan oposisi di Provinsi Aleppo telah mendeklarasikan pembentukan ‘Revoutionary Transitional Council’ (RTC) sebagai payung kelompok-kelompok perlawanan yang berjuang menggulingkan rezim Presiden Bashar Al Assad.
“[Revolutionary Transitional Council] terdiri dari semua yang bekerja dalam revolusi; rakyat sipil, politisi dan anggota militer,” kata seorang anggota RTC dalam pernyataan yang disiarkan televisi Al Arabiya pada hari Jumat (31/8/2012).
Dewan ini bertujuan “memfasilitasi pembentukan dewan transisi nasional yang lebih luas, yang mencakup semua provinsi di Suriah,” imbuh pernyataan itu.
“Dewan ini merupakan contoh awal bagi provinsi-provinsi lain untuk mengikutinya,” katanya lagi.
RTC berbeda dengan Syrian National Council (SNC), yang kebanyakan pemimpin politiknya tinggal di luar negeri dan pertemuan-pertemuan mereka selalu diselenggarakan di luar Suriah, seperti Turki, Prancis atau Jerman.
Kekuatan-kekuatan oposisi Suriah sejak lama dikritik karena tidak bersatu dan cenderung berjalan sendiri-sendiri.
Negara-negara Barat menyeru kepada mereka agar membentuk sebuah dewan yang bersiaga menerima limpahan kekuasaan kalau sewaktu-waktu rezim Assad tumbang.
Pada hari Senin kemarin, Presiden Prancis Francois Hollande menyeru agar oposisi membentuk sebuah pemerintahan transisi dan pemerintahan untuk daerah-daerah yang telah dibebaskan atau dikuasai mereka.
“Prancis akan mengakui pemerintahan-pemerintahan itu begitu mereka terbentuk,” kata Hollande saat memberi pengarahan kepada para duta besarnya di Paris.*