Hidayatullah.com—Pembela Ahlus Sunnah (PAS) dan warga Jawa Barat di sekitar Yayasan Muthahari di Babakansari menyatakan menolak peringatan Asyuro yang diselenggarakan kaum Syiah di Jawa Barat (Jabar).
“Sampai hari H-nya perayaan Asyuro Syiah akan terus kita kawal di lapangan. Seperti tahun-tahun sebelumnya bahkan sampai kapan pun perayaan tersebut akan kita tolak. Bersama masyarakat Muslim, kita akan meminta sekaligus membantu aparat keamanan untuk membubarkan acara Asyuro jika orang Syiah nekad menyelenggarakan, dimana pun itu,” Ketua PAS Jabar, Hasan Faruqi.
Sebelum ini, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat mengeluarkan sebuah maklumat terkait Syiah dan perayaan Asyuro setelah diminta oleh perwakilan ormas Islam Jawa Barat.
Dalam suratnya yang bernomor: 643/MUI-JB/X/2015 tertanggal 19 Oktober 2015 tersebut MUI Jabar terkait aliran Syiah dan perayaan Asyuro.
MUI menilai, Syiah merupakan ancaman terhadap keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), karena manapun Syiah berada, mereka memiliki cita-cita untuk mendirikan negara versi mereka.
Meski demikian, untuk mengizinkan atau melarang perayaan Asyuro itu bukan wewenang MUI, tetapi wewenang aparat.
“Majelis Ulama Indonesia (MUI) tidak mempunyai kewenangan untuk mengizinkan atau tidak mengizinkan suatu kegiatan perayaan Asyuro oleh kelompok Syiah, hal tersebut sepenuhnya merupakan wewenang aparat keamanan/Kepolisian,” ujar maklumat MUI Jabar.[Baca: Maklumat MUI Jabar: Syiah Ancaman NKRI, Melarang Asyuro Wewenang Pemerintah]
Menindaklanjuti maklumat MUI Jabar, PAS mengaku akan meneruskan atau menyampaikan surat tersebut ke Polda Jabar dan Kanwil Kemenag Jabar.
“Karena surat ini pun dibuat salah satu pertimbangannya adalah permintaan Polda Jabar berupa rekomendasi dari instansi terkait dalam hal ini adalah MUI dan Kementerian Agama,”jelas Hasan faruqi.
Sementara itu, pantauan hidayatullah.com, Rabu (21/10/2015) malam, tepat pukul 22.30 WIB, terjadi adu mulut dan saling dorong antara massa warga sekitar dan komunitas Syiah dari Ikatan Jamaah Ahlul Bait (Ijabi) di depan Kantor Muthohari. Adu mulut terjadi akibat adanya pemasangan spanduk penolakan perayaan Asyuro.*