Oleh: Peter Oborne
PENGUMUMAN terbaru mengenai kesehatan mantan presiden Mesir, Mohamed Morsi (Dr Muhammad Mursi) merupakan hal yang mengejutkan.
Mursi telah dikurung di tahanan sejak kudeta militer Juli 2013 yang menggulingkannya dan membawa Jenderal Abdul Fattah al-Sisi menduduki kekuasaan.
Dalam kasus-kasus yang dikritik oleh pemerintah Barat, kelompok HAM dan PBB, pengadilan Mesir telah berkali-kali memberikannya hukuman penjara yang lama, termasuk dakwaan mata-mata untuk Qatar dan Hamas serta membunuh para demonstran selama demonstrasi di 2012.
Mantan presiden itu sedang menderita karena sering tiba-tiba pingsan dan telah dua kali jatuh koma. Kesehatannya sangat buruk.
Berita ini baru saja muncul. Minggu lalu, keluarganya mengunjunginya untuk yang pertama kali dalam empat tahun dan dikejutkan oleh apa yang mereka lihat – dan kita seharusnya juga.
Tetapi saya juga dikejutkan oleh betapa lemahnya pemerintah Inggris.
Di mana protes itu?
Tiga ratus tahun lalu, diplomat Inggris Sir Henry Wotton mendeklarasikan: “Seorang duta besar merupakan seorang pria jujur yang di kirim ke luar negeri demi kebaikan negaranya.”
Tetapi John Casson, Duta Besar Inggris untuk Mesir, melebarkan nasihat itu terlalu panjang.
Baca: Ramadhan Kelima Mursi Dipenjara, Tidak Ada Kabar Berita
Saya dapat meyakinkan Casson bahwa dia tidak dikirim ke luar negeri untuk mengkhianati apapun yang diperjuangkan Inggris: toleransi, kepatuhan, kebebasan, aturan hukum.
Tiga tahun telah berlalu sejak Casson ditempatkan di Mesir sebagai duta besar Inggris.
Sejauh yang saya dapat temukan, dia belum menjelaskan pengambilalihan militer Mesir oleh Panglima Tertinggi Sisi sebagai pengkudeta.
Saya telah memerika catatan Casson. Saya menemukan bahwa tidak ada komplain mengenai pembunuhan massal penduduk Mesir oleh rezim al Sisi. Saya menemukan tidak ada protes mengenai penyiksaan dan pemerkosaan tahanan politik di penjara-penjara Mesir.
Pada satu waktu saya mengasumsikan momen satir, Casson memuji Sisi karena “membangun masa depan yang lebih stabil, makmur dan lebih demokratis.”
Segera setelah ‘Pembantaian Rab’aa pada Agustus 2013, ketika pasukan keamanan Mesir membersihkan dua kamp protes pro pendukung Mursi di Kairo yang membunuh lebih dari 1.000 demonstran, pemerintah Inggris menunda 49 ijin ekspor militer untuk mencegah barang militer Inggris digunakan dalam menindas rakyat Mesir.
“Dikarenakan situasi yang sedang berkembang di Mesir, kami telah setuju dengan partner UE untuk mencontohkan lebih jauh dan menunda semua ijin eksport barang-barang yang mungkin akan dipergunakan untuk penindasan internal,” ujar Sekertaris Bisnis Pemerintahan Inggris, Vince Cable, mengatakan pada waktu itu.
Baca: Keluarga Mursi Dibolehkan Berkunjung Sejak Ditahan 4 Tahun
“Dengan bertindak bersama-sama, kami ingin mengirim tanda yang jelas bahwa kami mengecam semua kekerasan di Mesir.”
Pelan tapi pasti, sikap ini telah terkikis karena diam-diam Inggris melanjutkan penjualan senjatanya.
Waktunya bersuara
Bahkan jika kita menerima – dan kita seharusnya tidak – bahwa Inggris, untuk sinis, dasar, tidak bermoral, alasan komersil, tidak bisa menghadapi tindakan di atas, kita kembali ke situasi dasar kemanusiaan.
Mantan presiden Mursi sedang sakit. Dia tidak menerima perhatian medis yang tepat. Dia mati-matian membutuhkan bantuan. Inggris seharusnya melakukan apapun yang negara itu bisa untuk memastikan dia mendapatkannya, termasuk berbicara pada publik dan memberikan tekanan yang keras pada rezim.
Pada Selasa, saya berbicara pada sebuah konferensi pers darurat meminta Dewan Revolusioner Mesir untuk memberi perhatian pada keadaan buruk Mohamad Mursi.
Rekan saya sesama pembicara berbicara lebih fasih.
Anas Al-Tikriti, pendiri Cordoba Foundation, menunjuk bahwa Inggris merupakan “sebuahh negara yang membanggakan dirinya pada HAM dan kebebasan” menambahkan kalau “negara itu tidak bertanggung jawab atas pemerintah kami…menjadi benar-benar meremehkan dan diam terhadap penyiksaan mengerikan yang dilakukan sehari-hari.
“Tidak hanya di penjara, tetapi di jalanan Mesir setiap hari. Penutupan kantor-kantor media, kebebasan berbicara, ketidaksepakatan politik, dan menghancurkan pergerakan populer apapun yang mungkin menyiarkan jejak ketidaksepakatan terhadap rezim militer yang berkuasa.”
Baca: Pengadilan Mesir akan Periksa Banding Mantan Presiden Mursi
Pengacara Inggris terkenal Toby Cadman menunjuk bahwa dicabutnya penanganan medis di bawah hukum internasional sama saja dengan penyiksaan. Inilah waktunya, “ kata dia, memikirkan hukuman pada rezim di Kairo, menambahkan bahwa “para pemimpin Mesir ketika mereka pergi ke Inggris seharusnya ditangkap.”
Inilah saatnya bagi pemerintah Inggris untuk mempertimbangkan langkah-langkah semacam itu.
Sebuah masalah ketidakpedulian
Kita bersalah karena menerapkan standar ganda.
Ketika Aung San Suu Kyi Myanmar secara ilegal ditahan di tahanan rumah, para diplomat Inggris menekan agar dia dibebaskan.
Tetapi ketika mantan presiden Mursi dicabut penanganan medis yang dia butuhkan oleh Mesir, ini rumahnya merupakan masalah ketidakpedulian Pemerintah Yang Mulia.
Tentu saja, Mesir bukanlah satu-satunya tempat di mana Inggris dianggap telah melupakan nilai fundamental kita. Kita secara dalam terlibat dalam tragedi di Yaman, untuk alasan yang persis sama.
Di dalam konflik Yaman, begitu juga di Mesir, kita secara menyedihkan terikat dengan Arab Saudi. Ini saatnya Inggris mengingat bahwa kita adalah negara besar, dengan kebanggaan dan memperjuangkan kesopanan.
Yang berarti mengangkat satu jari untuk Mohamed Mursi, presiden Mesir yang terpilih secara demokratis.*
Peter Oborne memenangkan sebagai bloger terbaik tahun 2017. Freelancer di Online Media Awards 2016 untuk artikel di Middle East Eye. Kolumnis yang mendapat penghargaan pers Inggris Tahun 2013. Namun mengundurkan diri sebagai kolumnis di Daily Telegraph tahun 2015. Artikel yang dimuat di Middle East Eye diterjemahkan Nashirul Haq AR