Hidayatullah.com– Penjualan intan dari Bostwana mencapai angka tertinggi tahun lalu disebabkan para pembeli batu mulia dari negara Barat meninggalkan Rusia dan stabilnya permintaan global akan perhiasan berlian.
Botswana memperoleh hampir sepertiga dari devisanya dan sekitar 70% valasnya dari penjualan batu permata.
Hampir sepertiga intan yang diperdagangkan di dunia biasanya datang dari Rusia.
Namun, disebabkan adanya perang di Ukraina dan sanksi terhadap Rusia maka para pembeli berpaling ke sumber-sumber lain. Bostwana salah satu negara penghasil batu mulia yang diuntungkan dari adanya sanksi terhadap Rusia itu.
Patungan bersama antara pemerintah dengan perusahaan raksasa penambangan intan De Beers – dikenal sebagai Debswana – tahun lalu mencatat rekor dengan menjual batu-batu intan yang belum dipoles senilai $4,5 miliar, lansir BBC Selasa (31/1/2023).
Selama puluhan tahun Bostwana termasuk sukses menunjukkan kepada negara-negara lain bahwa kekayaan alam berupa mineral alam bisa mendatangkan manfaat dan bukan menjadi sumber konflik atau perpecahan bangsa.
Hasil penjualan batu-batu permata telah membantu negara Bostwana untuk berkembang.
Negara di bagian selatan Benua Afrika itu sekarang berusaha meningkatkan nilai jual batu-batu mulianya dengan mendirikan fasilitas pemotongan dan pemolesan.*